a) Potensi
Ekonomi yang ada di Kampung Naga
Potensi
ekonomi dalam hal ini adalah sumber daya desa yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat. Di Kampung Naga, potensi sumber daya alam
yang terbentang luas adalah lahan pertanian dan ladang. Hal ini dikarenakan
kondisi geografis desa yang berada di dataran rendah. Dari sektor pertanian,
hasil utama dari Kampung Naga adalah Padi. Namun juga ada hasil tanaman lain
seperti kayu untuk bahan bangunan. Selain itu, Kampung Naga juga memiliki
potensi dari sektor perikanan. Pengembangan sektor perikanan ini tidak harus
yang berbasis pada perikanan air asin, tetapi juga untuk perikanan air tawar.
Hasil utama dari sektor perikanan adalah ikan mas, mujaer, nilem, gurame, nila,
dan bibit ikan. Kampung Naga menolak jika desa tersebut disebut sebagai obyek
wisata karena menjurus kearah tontonan. Maka ada ciri khas yang dapat mendatangkan
orang untuk bersilahturahmi yang dapat
dijadikan potensi ekonomi dalam pembangunan Kampung Naga. Ciri khas dapat
dijadikan potensi ekonomi dalam pembangunan Kampung Naga. Keunikan dan budaya
yang masih dipegang oleh penduduk ini yang merupakan situs peninggalan sejarah
dapat dijadikan sumber ekonomi desa selain untuk menambah wawasan sejarah
masyarakat. Selain itu, Kampung Naga mempunyai potensi untuk pengembangan usaha
kecil menengah. Usaha mikro dan menengah yang ada di desa ini adalah kerajinan
yang dapat dijadikan oleh-oleh, seperti sandal, gantungan kunci, kipas, dan
lain-lain.
b) Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan di Kampung Naga demi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat
Pemberdayaan
ekonomi di Kampung Naga ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi ekonomi desa
yang dulunya mengalami kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat ini dapat diketahui melalui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah
dalam membangun Kampung Naga di bawah ini:
1. Pemerintah
Kabupaten
Dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya merupakan
aktor yang diberi kesempatan untuk menentukan kebijakan pembangunan yang akan
dibuat. Peran Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya selain menjalankan fungsi
perencanaan, fasilitator dan pengawasan, juga mengadakan suatu pembangunan yang
berkelanjutan. Di Kampung Naga, program pemberdayaan ekonomi yang ada
diupayakan untuk mempunyai program yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dari
semua sektor yaitu pertanian/perkebunan, perikanan, UKM. Program berkelanjutan
ini sudah dituangkan dalam peraturan Kabupaten Tasikmalaya untuk melakukan
rencana pengembangan wilayah sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
2. Pemerintah
Kecamatan
Dalam
pembangunan desa melalui pemberdayaan ekonomi di Kampung Naga, Kecamatan Salawu
bertindak sebagai fasilitator antara pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dengan
pemerintah Desa Neglasari. Kecamatan
hanya mempunyai wewenang melaksanakan apa yang ditugaskan oleh bupati. Hal ini
dikarenakan kecamatan tidak mempunyai otonomi. Sehingga, kecamatan merupakan
sarana untuk membantu dan mempermudah kabupaten mengawasi pembangunan
setiap daerah yang menjadi wilayahnya.
3. Pemerintah
Desa
Desa
merupakan level pemerintahan terendah yang mempunyai otonomi sendiri untuk
mengelola wilayahnya sesuai dengan potensi dan karakter masing-masing. Seiring
dengan dengan munculnya paradigma baru dalam pembangunan yaitu pemberdayaan
masyarakat, maka pembangunan desa dimulai dari pemerintah desa yang menjadi
tingkat pemerintahan yang dekat dengan masyarakat. Di Kampung Naga, upaya yang
dilakukan pemerintah Desa Neglasari sebagai berikut:
a. Menempatkan
masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan.
b. Meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan ekonomi desa.
c. Melakukan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kondisi ekonomi desa dengan
pendidikan dan pelatihan, program simpan pinjam dan pembangunan sarana dan
prasarana.
2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muktiharjo Menuju Desa Tidak
Tertinggal
a) Faktor Pendukung
Sumber
daya alam merupakan salah satu modal dalam merencanakan sebuah pembangunan. Kampung
Naga merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Salawu yang mempunyai
bentang alam berupa lahan pertanian yang melimpah. Selain itu kondisi geografis
yang dilalui beberapa sungai menyebabkan desa ini mempunyai potensi pula
dibidang perikanan. Selain itu, sumber daya manusia merupakan faktor penting
dalam upaya pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia
adalah aktor yang menjalankan pembangunan. Kampung Naga adalah desa yang
mempunyai jumlah penduduk yang banyak 306 jiwa.
Adanya arus globalisasi dan kemajuan
teknologi sebenarnya mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kampung Naga.
Di Kampung Naga, globalisasi ini dapat mem-pengaruhi pembangunan ekonomi desa
yang sedang berlangsung. Namun masyarakat sekitar menolak dengan adanya
globalisasi terutama dalam bidang pertanian. Hal yang tampak nyata dalam bidang
pertanian yaitu penggunaan pupuk organik dan pengolahan sawah dengan bajak. Selain
itu, terdapat juga pengaruh negatif dari globalisasi bagi pembangunan desa
yaitu terjadinya urbanisasi. Kondisi ini pada akhirnya mempengaruhi kondisi perekonomian
desa. Dari sisi kemajuan teknologi informasi, masyarakat juga dapat dengan
mudah untuk mengakses perkembangan sistem bertani, mengelola ikan atau bahkan
mendirikan sebuah usaha.
b) Faktor Penghambat
Di
Kampung Naga, keterbatasan modal ini menjadi penghambat dalam proses pembangunan
ekonomi masyarakat. Seperti yang telah
diketahui bahwa ketersediaan dana dapat mendukung atau menghambat pembangunan. Kondisi
keterbatasan dana yang ada di Kampung Naga mempunyai pengaruh terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan. Di Kampung Naga, ketersediaan sarana dan prasarana ini merujuk pada sistem fisik
yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase dan fasilitas publik lain
seperti sarana pendidikan dan kesehatan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi sudah tersedia. Namun,
dalam pengem-bangannya masih membutuhkan pembangunan yang berkelanjutan. Selain
itu, partisipasi masyarakat merupakan aspek utama dalam upaya melakukan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di Kampung Naga, partisipasi masyarakat
dirasakan kurang. Hal ini dapat diketahui dari masih kurangnya masyarakat dalam
musyawarah-musyawarah yang membahas mengenai pembangunan desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar