Jumat, 07 April 2017

Peran Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Kampung Naga demi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat




a)      Potensi Ekonomi yang ada di Kampung Naga
Potensi ekonomi dalam hal ini adalah sumber daya desa yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Di Kampung Naga, potensi sumber daya alam yang terbentang luas adalah lahan pertanian dan ladang. Hal ini dikarenakan kondisi geografis desa yang berada di dataran rendah. Dari sektor pertanian, hasil utama dari Kampung Naga adalah Padi. Namun juga ada hasil tanaman lain seperti kayu untuk bahan bangunan. Selain itu, Kampung Naga juga memiliki potensi dari sektor perikanan. Pengembangan sektor perikanan ini tidak harus yang berbasis pada perikanan air asin, tetapi juga untuk perikanan air tawar. Hasil utama dari sektor perikanan adalah ikan mas, mujaer, nilem, gurame, nila, dan bibit ikan. Kampung Naga menolak jika desa tersebut disebut sebagai obyek wisata karena menjurus kearah tontonan. Maka ada ciri khas yang dapat mendatangkan orang untuk bersilahturahmi  yang dapat dijadikan potensi ekonomi dalam pembangunan Kampung Naga. Ciri khas dapat dijadikan potensi ekonomi dalam pembangunan Kampung Naga. Keunikan dan budaya yang masih dipegang oleh penduduk ini yang merupakan situs peninggalan sejarah dapat dijadikan sumber ekonomi desa selain untuk menambah wawasan sejarah masyarakat. Selain itu, Kampung Naga mempunyai potensi untuk pengembangan usaha kecil menengah. Usaha mikro dan menengah yang ada di desa ini adalah kerajinan yang dapat dijadikan oleh-oleh, seperti sandal, gantungan kunci, kipas, dan lain-lain.
b)      Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Kampung Naga demi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat
Pemberdayaan ekonomi di Kampung Naga ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi ekonomi desa yang dulunya mengalami kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat ini dapat diketahui melalui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam membangun Kampung Naga di bawah ini:
1.      Pemerintah Kabupaten
Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya merupakan aktor yang diberi kesempatan untuk menentukan kebijakan pembangunan yang akan dibuat. Peran Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya selain menjalankan fungsi perencanaan, fasilitator dan pengawasan, juga mengadakan suatu pembangunan yang berkelanjutan. Di Kampung Naga, program pemberdayaan ekonomi yang ada diupayakan untuk mempunyai program yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dari semua sektor yaitu pertanian/perkebunan, perikanan, UKM. Program berkelanjutan ini sudah dituangkan dalam peraturan Kabupaten Tasikmalaya untuk melakukan rencana pengembangan wilayah sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
2.      Pemerintah Kecamatan
Dalam pembangunan desa melalui pemberdayaan ekonomi di Kampung Naga, Kecamatan Salawu bertindak sebagai fasilitator antara pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dengan pemerintah Desa Neglasari.  Kecamatan hanya mempunyai wewenang melaksanakan apa yang ditugaskan oleh bupati. Hal ini dikarenakan kecamatan tidak mempunyai otonomi. Sehingga, kecamatan merupakan sarana untuk membantu dan mempermudah kabupaten mengawasi pembangunan setiap  daerah yang menjadi wilayahnya.
3.      Pemerintah Desa
Desa merupakan level pemerintahan terendah yang mempunyai otonomi sendiri untuk mengelola wilayahnya sesuai dengan potensi dan karakter masing-masing. Seiring dengan dengan munculnya paradigma baru dalam pembangunan yaitu pemberdayaan masyarakat, maka pembangunan desa dimulai dari pemerintah desa yang menjadi tingkat pemerintahan yang dekat dengan masyarakat. Di Kampung Naga, upaya yang dilakukan pemerintah Desa Neglasari  sebagai berikut:
a.       Menempatkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan.
b.      Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan ekonomi desa.
c.       Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kondisi ekonomi desa dengan pendidikan dan pelatihan, program simpan pinjam dan pembangunan sarana dan prasarana.
2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muktiharjo Menuju Desa Tidak Tertinggal
a)        Faktor Pendukung
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dalam merencanakan sebuah pembangunan. Kampung Naga merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Salawu yang mempunyai bentang alam berupa lahan pertanian yang melimpah. Selain itu kondisi geografis yang dilalui beberapa sungai menyebabkan desa ini mempunyai potensi pula dibidang perikanan. Selain itu, sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam upaya pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah aktor yang menjalankan pembangunan. Kampung Naga adalah desa yang mempunyai jumlah penduduk yang banyak 306 jiwa.
Adanya arus globalisasi dan kemajuan teknologi sebenarnya mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kampung Naga. Di Kampung Naga, globalisasi ini dapat mem-pengaruhi pembangunan ekonomi desa yang sedang berlangsung. Namun masyarakat sekitar menolak dengan adanya globalisasi terutama dalam bidang pertanian. Hal yang tampak nyata dalam bidang pertanian yaitu penggunaan pupuk organik dan pengolahan sawah dengan bajak. Selain itu, terdapat juga pengaruh negatif dari globalisasi bagi pembangunan desa yaitu terjadinya urbanisasi. Kondisi ini pada akhirnya mempengaruhi kondisi perekonomian desa. Dari sisi kemajuan teknologi informasi, masyarakat juga dapat dengan mudah untuk mengakses perkembangan sistem bertani, mengelola ikan atau bahkan mendirikan sebuah usaha.
b)        Faktor Penghambat
Di Kampung Naga, keterbatasan modal ini menjadi penghambat dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.  Seperti yang telah diketahui bahwa ketersediaan dana dapat mendukung atau menghambat pembangunan. Kondisi keterbatasan dana yang ada di Kampung Naga mempunyai pengaruh terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan. Di Kampung Naga, ketersediaan sarana  dan prasarana ini merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase dan fasilitas publik lain seperti sarana pendidikan dan kesehatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi sudah tersedia. Namun, dalam pengem-bangannya masih membutuhkan pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, partisipasi masyarakat merupakan aspek utama dalam upaya melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di Kampung Naga, partisipasi masyarakat dirasakan kurang. Hal ini dapat diketahui dari masih kurangnya masyarakat dalam musyawarah-musyawarah yang membahas mengenai pembangunan desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar