Sustainable Energy
Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Untuk melakukan aktivitas serta rutinitasnya, manusia sangat bergantung pada
energi. Sehingga tanpa energi, kualitas kehidupann manusia dapat dikatakan akan
tidak optimal. Saat ini, kebutuhan energi didunia kian meningkat setiap saat.
Hal tersebut seiring dengan naiknya populasi manusia dimuka bumi. Pemenuhan
kebutuhan energi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan untuk menunjang
kualitas hidup manusia. Mengingat hal tersebut, pengembangan sumber energi
untuk dikonversi menjadi energi telah banyak dilakukan baik oleh para ilmuwan,
pengusaha dan pemerintah. Namun, saat ini kondisi ketergantungan dengan sumber
energi hidrokarbon konvensional seperti BBM atau bahan bakar fosil lainnya
membuat permasalahan baru. Selain karena bahan bakar fosil merupakan unrenewable
energy yang akan semakin habis seiiring eksplorasi yang dilakukan,
pembakaran bahan fosil juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Emisi gas karbon
dioksida yang dihasilkan akan menimbulkan efek gas rumah kaca yang membahayakan
kesehatan dan keberlanjutan hidup manusia. Sehingga, sumber hidrokarbon
konvensional harus digantikan dengan sumber-sumber energi yang lebih ramah
lingkungan, sustainable energy.
Peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah
Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah
terbesar didunia. Sampah-sampah tersebut baik dari hasil rumah tangga maupun
industri belum dikelola dengan baik. Belum ada kejelasan Sistem Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Pemilahan dan pemilihan sampah yang sampai pada TPA pun
belum optimal. Selain itu, masyarakat masih banyak yang tidak memahami dengan
baik tentang bagaimana cara mengelola sampah hasil rumah tangga. Bahkan,
masyarakat masih sering melakukan pembakaran sampah. Padahal, pembakaran sampah
plastik diruang terbuka dapat menyebabkan banyak sekali permasalahan bagi
manusia, terutama kesehatan. Jika dikelola dengan baik, sampah-sampah yang
telah dihasilkan bisa dijadikan potensi untuk memberdayakan hidup manusia.
Sehingga, perlu adanya pengelolaan yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan
sampah di Indonesia dan mengkonversi sampah yang ada menjadi bahan yan
bermanfaat bagi Masyarakat.
Insinerasi
Salah satu solusi pengelolaan sampah adalah dengan
metode insinerasi. Insinerasi merupakan salah satu metode pengelolaan sampah
yang telah dikenal sejak lama. Selain dapat digunakan untuk memusnahkan sampah
dari bahan-bahan anorganik seperti plastik, insinerasi juga berjasa dalam
pemusnahan sampah medis yang berbahaya karena bersifat patogenik. Insinerasi
merupakan pembakaran sampah dengan suhu yang sangat tinggi atau dikenal sebagai
pengelolaan termal. Hasil dari pembakaran tersebut adalah abu, gas sisa,
pastikulat dan panas. Di Indonesia saat ini pengembangan sistem insinerasi
masih sangat jarang dilakukan. Banyak yang masih takut dengan efek samping yang
dihasilkan oleh cerobong insinerasi. Gas seperti dioksin yang bersifat
karsinogenik serta partikulat logam berat menjadi ancaman yang dikhawatirkan.
Padahal, efek samping tersebut dapat diminamilisir dengan pemilihan sampah yang
ketat. Hal ini telah dibuktikan oleh negera-negara maju seperti Jerman dan
Swedia. Emisi dioksin yang dikeluarkan oleh insinerator di Jerman dibatasi
maksimal 0.1ng/TEQ/m3 yang jauh lebih sedikit daripada di China
yaitu 0.5ng/TEQ/m3-1ng/TEQ/m3. Hal tersebut membuktikan,
dengan pembuatan sistem dan komponen yang baik maka insinerasi tidak akan
berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Pemenuhan Energi dan Remediasi Lingkungan
Insinerasi, tentu saja dapat menjadi salah satu
alternatif solusi dari permasalahan lingkungan di Indonesia, terutama sampah.
Dengan pembangunan insinerasi yang memadai maka sampah dapat berkurang sampai
angka 100% dan akan menjadi salah satu bentuk remediasi atau pemulihan
lingkungan di Indonesia. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh cerobong
insinerasi sangat mungkin untuk digunakan sebagai sumber energi listrik.
Mekanisme yang dilakukan sangat sederhana, panas hasil insinerasi tersebut
dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap, uap
yang terbentuk kemudian digunakan untuk energi penggerak turbin yang dapat
dikonversi menjadi energi listrik untuk masyarakat.
Negara-negara seperti Jerman, Swedia, Denmark dan
Perancis telah mengembangkan sistem insinerasi untuk pemenuhan energi listrik
masyarakatnya. Insinerasi terbukti mampu memenuhi kebutuhan listrik warga
negaranya dan menjadi salah satu media pengelolaan sampah yang sangat baik. Di
Jerman, saat ini industri insinerasi berkembang sangat pesat. Pembangunan
insinerasi sangat diminati oleh para pengusaha karena menghasilkan laba yang
sangat besar. Karena banyaknya pembangunan insinerator di Jerman, kini negera
tersebut tidak hanya mengelola sampah dalam negerinya. Italia, Spanyol dan
beberapa negara yang belum dapat mengelola sampahnya sendiri menjadi sasaran
Impor sampah Jerman. Sampah hasil impor tersebut kemudian dimanfaatkan untuk
pemenuhan energi di Jerman. Hal tersebut seharusnya menjadi salah satu contoh
yang dapat diteladani oleh Indonesia dalam melakukan pemenuhan energi sekaligus
memulihkan keadaan lingkungan dari sampah. Apalagi, di ASEAN sistem insinerasi
belum dikembangkan secara pesat. Jika Indonesia bisa membangun insinerasi yang
memadai, maka selayaknya Jerman, Indonesia akan mampu menjadi negara pengimpor
sampah setidaknya di taraf ASEAN. Kemudian memanfaatkan sampah yang telah
didapatkan untuk pemenuhan energi di Indonesia.