PENGUATAN
STRATEGI PEMASARAN MELALUI PROMOSI BERBASIS TEKNOLOGI GUNA MENGHIDUPKAN KEMBALI
DESA WISATA
( Studi kasus sentra industri gamelan
“Palu Gongso” Dk. Gendengan Ds. Wirun)
Untuk mata kuliah Sistem Perekonomian Negara
Dosen Pengampu:
Wijianto,S.Pd,M.Sc
Disusun oleh:
Nama : Anggi Yoga Pramanda
Nim : K6414007
PRODI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
PENGUATAN
STRATEGI PEMASARAN MELALUI PROMOSI BERBASIS TEKNOLOGI GUNA MENGHIDUPKAN KEMBALI
DESA WISATA
( Studi kasus sentra industri gamelan
“Palu Gongso” Dk. Gendengan Ds. Wirun)
Disusun oleh
Anggi Yoga Pramanda/ K6414007
PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
ABSTRAK
Kerajinan Gamelan
Palu Gongso adalah sebuah perusahaan kecil menengah yang bergerak di bidang
alat musik tradisional yaitu pembuatan gamelan yang berada di Desa Wirun,
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Sistem
penjualan, pemasaran dan promosi yang dipakai saat ini oleh Palu Gongso adalah
masih menggunakan sistem secara manual, dimana pembeli harus datang langsung ke
galeri tersebut. Sulitnya konsumen untuk mengetahui produk yang diinginkan dan sulitnya
mencari media promosi.Industri gamelan sendiri merupakan potensi tersendiri
bagi Desa Wirun. Pengambilan judul ini dilatar belakang keinginan bagaimana
pemasaran dan promosi yang berbasis teknologi dapat menghidupkan kembali Desa
Wirun sebagai Desa Wisata. Industri gamelan merupakan potensi yang paling
potensional untuk dikembangakan sebagai inti dari pengembangan dan penataan
kembali Desa Wirun sebagai desa wisata.Dengan penguatan strategi pemasaran dan
promosi gamelan setidaknya sebagai sebuah upaya untuk menghidupkan kembali desa
wisata. Keberhasilan pemasaran, promosi, dan penataan desa yang dilakukan
tentunya juga tak lepas dari peran serta masyarakat desa, karena peningkatan
taraf hidup masyarakat adalah salah satu prinsip desa wisata.
Kata kunci : pemasaran, promosi, gamelan, teknologi,
desa wisata
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia
tanpa batas sebagai konsekuensi globalisasi mendorong masyarakat untuk menyatu
sebagai komunitas dunia yang terhubung semakin dekat melalui jaringan internet
dan alat komunikasi lainnya. Secara geografis, komunitas itu terpisah jauh,
tetapi mereka dapat menjalin komunikasi secara cepat sehingga hubungan pun
terasa makin dekat.
Akibatnya,
lalu lintas budaya antarwilayah dunia berjalan dengan lancar tanpa hambatan
berarti. Batas-batas kedaulatan negara tidak mampu menahan masuknya budaya dari
negara lain meskipun budaya itu memiliki perbedaan besar. Masuknya budaya asing
ke suatu negara tidak bisa dibatasi oleh aturan-aturan ketat yang mengikat
karena globalisai informasi dan komunikasi mampu mengatasinya.
Situasi
yang kemudian muncul adalah Indonesia menjadi salah satu pasar potensial
berkembangnya budaya asing milik negara maju berkekuatan besar. Situasi ini
mengancam budaya-budaya lokal yang telah lama mentradisi dalam kehidupan sosiokultural
masyarakat Indonesia. Budaya lokal dihadapkan pada persaingan dengan budaya
asing untuk menjadi budaya yang dianut masyarakat demi menjaga eksistensinya.
Daya tahan budaya lokal sedang diuji dalam menghadapi penetrasi budaya asing
yang mengglobal itu. Permasalahannya, daya tahan budaya lokal relatif lemah
dalam menghadapi serbuan budaya asing. Perlahan tapi pasti, budaya lokal sepi
peminat karena masyarakat cenderung menggunakan budaya asing yang dianggap
lebih modern.
Ketika
permasalahan itu muncul, harus ada strategi untuk menangkalnya. Strategi yang
paling tepat untuk menguatkan daya tahan budaya lokal adalah dengan menyerap
sisi-sisi baik dan unggul dari budaya asing untuk dikombinasikan dengan budaya
lokal sehingga ada perpaduan yang tetap mencitrakan budaya lokal..
Menyikapi
prolematika itu, dibutuhkan strategi yang tepat agar budaya lokal tidak semakin
tergerus oleh budaya asing dan secara perlahan berpotensi melenyapkan. Strategi
yang bisa dijalankan adalah melalui manajemen pemasaran yang baik. Pemasaran
bermula dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan
keinginan. Kebutuahn dan keinginan itu menciptakan suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dalam diri sesorang yang harus dipecahkan melalui pemilikna nproduk
untuk memuasakan kebutuhan tertentu.
Berbicara
mengenai budaya lokal perhatian saya menuju ke tempat kerajinan Gamelan PALU
GONGSO yang berada di Wirun, Mojolaban,Sukoharjo sebagai salah satu tempat yang
masih mempertahankan budaya lokal dengan membuat alat tradisisonal. Ditengah
terpaan globalisasi saat ini industri alat musik daerah khususnya gamelan mulai
tergeser dengan kehadiran alat musik modern. Sebagai salah satu penyokong
pelestarian budaya lokal, tentunya ada kendala yang dihadapi oleh pengrajin gamelan
tersebut. Salah satu penyebab yang utama ialah pemasaran dan jalur promosi
produk yang sangat minim.
Keterbatasan
dan minimnya jalur pemasaran dan promosi produk gamelan mengakibatkan sepinya
peminat produk gamelan, sehingga produksi gamelan pun berhenti karena tidak ada
pemesan. Oleh karena itu untuk menjaga eksistensi budaya lokal khususnya
gamelan ditengah serbuan alat musik modern yang lebih di minati saat ini
diperlukan sebuah terobosan baru guna membangkitkan semangat produksi gamelan.
Salah satu usaha yang dapat ditempuh ialah dengan melakukan manajemen pemasaran
dan membuat banyak saluran promosi dengan menggunakan kemajuan teknologi saat
ini, sehingga keberadaan usaha gamelan pun bisa diketahui oleh masyarakat umum.
Melalui pemanfaatan jalur pemasaran dan saluran promosi yang sesuai dengan
keadaan saat ini di harapkan keberadaan usaha gamelan dapat bisa bersaing
dengan usaha alat musik modern.
BAB II
PERMASALAHAN
Salah
satu UMKM yang juga berfungsi sebagai pelestari budaya lokal ialah para
pengarajin gamelan. Obyek yang dipilih untuk kegiatan observasi berada di
sentra pengrajin gamelan perunggu PALU GONGSO yang beralamat digendengan
RT02/IV, Wirun, Mojolaban, Sukoharjo sebagai salah satu desa wisata yang ada di
kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan
metode wawancara observasi yang dilakukan terdapat sebuah permasalahan yang
cukup serius demi keberlangsungan usaha tersebut. Permasalahan tersebut ialah
terletak pada jalur pemasaran dan saluran promosi yang sangat minim. Pemasaran
yang hanya dilakukan dari mulut ke mulut kurang bisa mengembangkan usaha
gamelan. Dengan pemasaran yang hanya dilakukan dari mulut ke mulut saluran
promosi juga hanya lewat mulut ke mulut tanpa menggunakan fasilitas yang ada
saat ini. Sehingga penyebab utama dari keberlangsungan usaha ini ialah sepinya
peminat alat musik gamelan yang diakibatkan oleh pemasaran dan saluran promosi yang tidak
memadai.
Untuk
mengatasi minimnya jalur pemasaran dan saluran promosi, dengan kemajuan zaman
ini kita bisa memanfaatan perkembangan teknologi untuk memperluas pemasaran dan
promosi yang lebih baik guna menghidupkan dan memperkenalkan kembali kepada
masyarakat luas Desa Wisata Wirun dengan menata, mengatur dan merencanakan
kawasan desaWirun agar menarik pengunjung sebanyak mungkin serta mengembangkan
kawasan desa wisata tersebut dengan industri gamelan sebagai andalannya. Dengan
pemanfaatan perkembangan teknologi pemasaran dan promosi tidak hanya dilakukan
dari mulut ke mulut, namun bisa dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara apa
yang akan digunakan inilah yang menarik perhatian menjadi objek kajian. Dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana pemanfaatan teknologi saat ini guna
menunjang pemasaran dan promosi kerajinan gamelan yang sedang diterpa oleh arus
modernisasi alat musik
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
Pustaka
a. Pemasaran
dan Promosi
Pemasaran
adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penciptaan
produk ataupun jasa yang kemudian dinikmati atau dibeli oleh mereka yang
membutuhkan melalui suatu proses pertukaran. Penciptaan produk dan jasa
tersebut dilandaskan pada permintaan dan penawaran kelompok pasar tertentu.
Kelompok pasar menurut Kasmir (2006) meliputi :
1. Pasar
konsumen, pasar di mana individu dan rumah tangga dapat membeli barang atau
jasa untuk dikonsumsi sendiri.
2. Pasar
industri, pasar di mana pihak-pihak yang membeli barang atau jasa
mempergunakannya kembali untuk menghasilkan barang atau jasa lain atau
disewakan kepada pihak lain untuk mengambil untung.
3. Pasar
reseller, pasar yang terdiri atas unit-unit pemerintah yang membeli atau
menyewa barang atau jasa untuk melaksanakan fungsi utama pemerintah pusat dan
daerah.
4. Pasar
internasional, produk dan atau jasa yang terdiri atas pasar antar negara atau
pasar internasional (ekspor dan impor).
Pemasaran
dan promosi pada dasarnya hampir sama definisinya, promosi adalah upaya untuk
memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik
calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanay promosi
produsen dan distributor mengharapkan angka penaikan penjualan. Kegiatan
promosi ini sama pentingnya dengan tiga kegiatan Price, Product, Place (3P). Setiap wirausah berusaha mempromosikan
seluruh prosuk dan atau jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak
langsung. Tanpa promosi, pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang
ditawarkan. Untuk itu promosi merupakansarana yang paling ampuh untuk menarik
dan mempertahankan konsumennya. Setidaknya ada empat macam sarana promosi yang
dapat digunakan, yaitu :
a. Periklanan
(advertising), seperti pemasangan
billboard, pencetakan brosur, pemasangan spanduk, umbul-umbul, iklan melalui
media cetak dan media elektronik.
b. Promosi
penjualan (sales promotion), untuk
menarik minat pelanggan agar segera membeli produk/jasa yang ditawarkan.
c. Publisitas
(publicity), kegiatan untuk memancing
pelanggan melalui kegiatan, seperti pameran dan bakti sosial. Lewat kegiatan
ini di harapkan dapat meningkatkan pamor perusahaan di mata konsumennya.
d. Penjaualn
pribadi ( personal selling), penjualan
produk yang dilakukan secara langsung oleh salesman
atau salesgirl dengan cara door to door (dari pintu ke pintu)
b. Desa
Wisata
R.B.
Soemanto menyatakan bahwa suatu daerah bisa menjadi obyek pariwisata kerena
daerah tersebut mempunyai atraksi wisata dimana dalam atraksi tersebut
mempunyai beberapa aspek historis, aspek nilai, aspek keasliandan aspek handycraft.
Pengembangan
desa wisata merupakan salah satu pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam bidang
pariwisata. Makna dari pengembangan desa wisataadalah perekonomian masyarakat
pedesaan diangkat melalui kegiatan pariwisata,dimana pariwisata dikembangkan
berdasarkan unsur-unsur kegiatan yang telah ada di pedesaan serta ciri khas
budaya setempat. Sehingga sumber daya lokal memiliki kemampuan dan daya saing
tangguh dalam memasuki iklim usaha dantantangan baru dalam pengembangan
pariwisata.
Village Tourism, where
small groups of tourist stay in or near traditional,often remote villages and
learn about village life and the local environment.Wisata
pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam ataudekat dengan
suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil danbelajar tentang
kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.(EdwardInskeep, dalam Tourism
Planning An Integrated and Sustainable DevelopmentApproach, hal. 166).
B.
Penciptaan
Strategi Pemasaran dan Promosi Berbasis Teknologi
Usaha
kecil dan menengah idealnya memang membutuhkan peran dan campur tangan dari
pemerintah dalam peningkatan kemampuan bersaing. Sungguhpun demikian, yang
perlu diperhatikan adalah bahwa kemampuan di sini bukan dalam arti kemampuan
untuk bersaing dengan usaha/industri besar, tetapi lebih pada kemampuan untuk
memprediksi lingkungan usaha dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi
lingkungan tersebut.
Keberhasilan budaya asing masuk ke Indonesia dan
memengaruhi perkembangan budaya lokal disebabkan oleh kemampuannya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi secara maksimal. Di era global, siapa yang menguasai teknologi
informasi memiliki peluang lebih besar dalam menguasai peradaban dibandingkan
yang lemah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Karena itu, strategi yang
harus dijalankan adalah memanfaatkan akses kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai budaya lokal. Budaya
lokal yang khas dapat menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah tinggi
apabila disesuaikan dengan perkembangan media komunikasi dan informasi. Harus
ada upaya untuk menjadikan media sebagai alat untuk memasarkan budaya lokal ke
seluruh dunia. Jika ini bisa dilakukan, maka daya tarik budaya lokal akan
semakin tinggi sehingga dapat berpengaruh
pada daya tarik lainnya, termasuk ekonomi dan investasi.
Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi menjadi suatu peluang bagi pengembangan tata
kelola desa budaya untuk meluaskan jaringan promosi budaya lokal dan
mempermudah usaha-usaha pemasaran sosial terhadap aktivitas-aktivitas budaya
lokal yang diadakan di suatu desa budaya. Kehadiran media internet sebagai
salah satu bentuk kemajuan teknologi komunikasi yang mendorong terjadinya
percepatan dalam distribusi informasi mengenai agenda kegiatan kesenian budaya
lokal yang digelar oleh suatu desa budaya.
Evolusi
yang terjadi pada internet merupakan satu fenomena yang paling menarik dalam
kemajuan teknologi yang terjadi sekarang. Satu aspek yang boleh dibilang utama
dalam evolusi ini adalah munculnya electronic
commerse (e-commerse) dalam lingkungan bisnis. E-commerse mengubah hampir semua fungsi bisnis area dan setiap
kegiatannya, mulai dari transaksi jual belinya sampai periklanannya. Dengan
lahirnya E-commerse ini memudahkan
konsumen untuk dapat melakukan transaksi jual beli tanpa harus datang ke
tempatnya.
Pengrajin
gamelan Palu Gongso, merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dibidang
industri gamelan. Gamelan yang diproduksi mencakup beberapa kategori antara
lain bonang, saron, kenong, gong, slenthem, dan lain lain baik gamelan jawa,
bali, atau semua alat musik tradisional daerah yang terbuat dari kuningan dan
timah. Proses penjualannya yaitu mengerjakan barang pesanan konsumen dan
membuat produk dengan kualitas sendiri.
Dalam
melakukan kegiatannya perusahaan ini masih menggunakan proses konvensional pada
saat konsumen ingin memesan pembuatan produk. Konsumen masih diharuskan mengirim
desain produk dan rincian pesanannya dengan datang sendiri ke perusahaan.
Kurang tersebarnya keberadaan pengrajin gamelan inilah yang menimbulkan
kurangnya pemesan gamelan sehingga proses produksi pun terhenti. Hal tersebut
tentu mengakibatkan proses transaksi yang berulang-ulang dan membutuhkan waktu
yang lama.
Belum
terdapatnya media pemasaran secara online menambah masalah pada indutri gamelan
Palu Gongso. Saat ini suatu bidang usaha tentu kurang kompetitif jika tidak
memiliki media pemasaran online seperti website.
Konsumen sangat kesulitan mencari informasi tentang keberadaan industri gamelan
Palu Gongso yang tentunya mengakibatkan industri tersebut kurang dikenal oleh
banyak banyak orang.
Dengan
adanya masalah yang dihadapi oleh industri gamelan Palu Gongso tersebut maka
dibutuhkan kehadiran sebuah website.
Hal ini sangat penting karena keberadaan suatu website dapat membantu penyampain informasi produk dan harga secara
detail kepada konsumen. Selain itu melalui website
akan dapat mengakses informasi yang dibutuhkan kapan saja dan dimana saja.
Suatu website akan mejelaskan
bagaimana proses perusahaan dalam melakukan kegiatannya sehingga dapat
ditampilkan waktu pemesanan dan waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkam pesanan
sehingga sampai kepada pelanggan yang memesannya.
Pelanggan
akan dapat memperkiranakn kapan ia harus memesan dan kapan pesannnya akan
dikirimkan. Tidak hanya itu saja, keberadaan suatu website akan dapat memperluas jangkau pemasaran perusahaan ini,
maka diperlukan sebuah program aplikasi yang mendukung dalam proses pemasaran
dan pemesanan produk pada industri gamelan Palu Gongso.
C.
Usaha
untuk Menghidupkan Kembali sebagai Desa Wisata yang Sempat Meredup
Salah
satu pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam bidang pariwisata adalah melalui
pengembangan desa wisata. Makna dari pengembangan desa wisata adalah
perekonomian masyarakat pedesaan diangkat melalui kegiatan pariwisata, dimana
pariwisata dikembangkan berdasarkan unsur-unsur kegiatan yang telah ada di
pedesaan serta ciri khas budaya setempat. Sehingga sumberdaya lokal memiliki
kemampuan dan daya saing yang tangguh dalam memasuki iklim usaha dan tantangan
baru dalam pengembangan pariwisata.
Selain
itu, untuk menjaga kelestarian kesenian tradisional dan budaya disuatu daerah,
usaha pemetaan wisata budaya sangat perlu dilakukan. Penataan dan pengembangan
desa wisata merupakan salah satu bentuk pemetaan wisata budaya. Dengan
demikian, di masa mendatang, kesenian-kesenian tradisional tidak perlu lagi
diangkut ke hotel atau pendapa kabupaten untuk dipertunjukkan kepada wisatawan.
Sebaliknya, wisatawanlah yang akan mendatangi desa tempat berkembangnya
kesenian tradisional dan budaya tertentu.
Berbicara
mengenai desa Wisata, perhatian saya tertuju pada desa Wirun, salah satu desa
di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai berbagai potensi wisata. Beberapa potensi
yang masih berkembang hingga saat ini antara lain, wisata agro, wisata
industri, wisata budaya dan minat khusus dan atraksi budaya.
Di
antara potensi-potensi di atas, home
industry-lah yang paling berperan pada perekonomian masyarakat. Salah satu
industri yang berkembang di Desa Wirun adalah industri gamelan, sebuah industri
yang unik dan semakin langka saat ini. Satu hal yang membanggakan, pasaran
gamelan tidak terbatas lokal dan nasional, tetapi sudah mencapai skala
internasional.Selain itu, industri gamelan salah satu tempat di desa Wirun yang
masih menarik turis manca hingga saat ini, meski tidak seramai dulu. Mereka
tertarik untuk melihat proses pembuatan gamelan dan terkadang melakukan pemesanan.
Adanya
potensi wisata yang dimiliki tersebut, ternyata dapat menambah pendapatan
masyarakat setempat dan pemerintah desa. Sehingga oleh pemerintah kabupaten
Sukoharjo, desa Wirun ditetapkan sebagai objek wisata agro, seni dan budaya
serta wisata industri berdasar keputusan Bupati. Dengan demikian, Desa Wirun
merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sukoharjo.Seiring perkembangan
waktu, banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap potensi-potensi yang
dimiliki desa mereka. Mereka seolah melupakan bahwa Desa Wirun memiliki
predikat sebagai Desa Wisata dan usaha untuk menghidupkan kembali Desa Wisata
hampir tidak ada. Para pengunjung semakin berkurang karena kondisi yang ada
saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan pada awal pencanangan. Hal yang sangat
saya sayangkan,karena sampai saat ini pun nama ’Desa Wisata Wirun’ masih
tercantum dibeberapa situs internet pariwisata juga peta wisata, salah satunya
di Travel
Maps Surakarta and Vicinity.
Melihat
kondisi yang ada sekarang, diperlukan suatu usaha.untuk menghidupkan kembali
desa Wirun sebagai Desa Wisata, yaitu melalui program penataan dan
pengembangan. Banyak hal yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut agar
keberadaan potensi yang ada di sana, terutama industri gamelan agar mampu
bertahan lebih lama dan lebih menarik minat pengunjung. Sehingga penataan dan
pengembangan yang akan dilakukan,difokuskan pada sentra industri gamelan
sebagai aset budaya dan menjadikannya sebagai kekhasan Desa Wisata Wirun yang
baru nantinya.
Namun,
dalam penataan dan pengembangan nantinya, harus benar-benar memperhatikan
unsur-unsur apa saja yang perlu dikembangkan, ditata atau dibenahi dan
unsur-unsur apa saja yang tetap dipertahankan. Hal ini dilakukan agar penataan
dan pengembangkan yang akan dijalankan tidak
menghilangkan keaslian dan karakter wilayah desa Wirun itu sendiri.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pemaparan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan dibutuhkan strategi yang tepat agar budaya
lokal khususnya para pengrajin gamelan tidak semakin tergerus oleh budaya asing
dan secara perlahan berpotensi melenyapkan. Strategi yang bisa dijalankan adalah
menggunakan pemasaran dan promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk
mengenalkan budaya lokal kemasyarakat dunia.
Saat
ini pariwisata memegang peranan penting dalam strategi-strategi ekonomi di
berbagai negara termasuk Indonesia. Perkembangan sektor kepariwisataan mampu
memberikan keuntunganyang tidak sedikit baik bagi negara, daerah yang menjadi
tujuan wisata maupun masyarakat yang tinggal di daerah sekitar daerah tujuan.
Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan nyata untuk membangkitkan kembali
kegiatan kepariwisataan melalui paradigma baru yaitu pengembangan pariwisata
yang berbasis pada perekonomian kerakyatan atau pengembangan pariwisata peduli
rakyat dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pemasaran dan promosi
B.
SARAN
Kurang
perhatiannya pemerintah saat ini terhadap keberadaan pengarajin gamelan membuat
pengrajin gamelan sendiri kesulitan dalam mempertahankan usahanya. Harapannya
pemerintah memberikan sebuah bantuan baik itu modal atau pun media promosi guna
membangkitkan usaha kecil menengah tersebut, baik itu dana pinjaman, tender,
ataupun event-event daerah yang dapat
dijadikan sebuah ajang promosi.
DAFTAR
PUSTAKA
Nuryanti,Wiendu.Concept,Perspective
and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai
Pariwisata Budaya. Yogyakarta:Gadjah
MadaUniversity Press.1993
Tambunan,
Tulus.2012. Usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia: isu-isu penting.
LP3ES. Jakarta.
Echdar,Saban.2013.
Manajemen Entreoreneurship-kiat sukses menjadi wirausaha. Andi Offset.
Yogyakarta
Lampiran
1
ANGKET
OBSERVASI
A.Umum
1. Nama
perusahaan : Pengrajin
Gamelan Perunggu “PALU GONGSO”
2. Nama
pemilik perusahaan : Bp Saroyo
3. Nama
pimpinan perusahaan : Bp Saroyo
4. Bidang
usaha : Sentra
Kerajinan Gamelan
5. Alamat
perusahaan : Gendengan
Rt.02/IV, Wirun, Mojolaban, Sukoharjo
B. Personalia
Jabatan
|
Uraian tugas
|
Gaji/ bulan
|
1. Pemandu
Pandai Gamelan
2. Pandai
gamelan
3. Pengamplas
|
Pemimpin dan komando para penempa logam
agar menjadi gamelan
Penempa logam agar menjadi gamelan
Menghaluskan gamelan dan penyangga
gamelan beserta mengecat gamelan
|
Rp.120.000
Rp.100.000
Rp.70.000
|
ASPEK PEMASARAN
A.
Uraian
Pasar
1. Jenis
komoditi yang dipasarkan :
Gamelan dan alat musik tradisional yang terbuat dari logam
2. Wilayah
pemasaran :
Jawa, Bali,Kalimantan, dan mancanegara
B.
Rencana
Penjualan
Jenis produk
|
Satuan
|
Jumlah Penjualan
|
Harga Jual per unit
|
Jumlah penjualan
|
1. Seperangkat Gamelan
|
1
|
1
|
Rp.350.000.000
|
Rp.350.000.000
|
Total
|
|
|
|
Rp.350.000.00
|
C.
Kondisi
Pesaing dan Program Strategi Pemasaran
Keterangan
|
Kondisi pesaing
|
Program Strategi Pemasaran Perusahaan
|
1. Produk
|
sama
|
Menghasilkan gamelan perunggu
|
2. Harga
|
berbeda
|
Sesuai dengan kualitas masing-masing
pengrajin
|
3. Promosi
|
sama
|
Lewat mulut ke mulut
|
4. Jalur
distribusi
|
sama
|
Jalur darat
|
Biaya promosi dan penjualan per tahun
|
Rp.-0
|
PERTANYAAN
1)
Bagaimana hambatan dan kendala dalam usaha
ini?
Jelas ada terutama
modal yang paling menhambat jalannya usaha
2)
Apakah
pemerintah berperan aktif dalam
memperdayakan usaha ini?
Tidak
ada peran dari pemerintah berupa bantuan semua mandiri dari pengrajin
3)
Pernahkan
ada event-even yang diadakan oleh pemda?
tidak
ada
4)
Apakah
bupati pernah meninjau langsung di daerah ini?
Dulu pernah, tapi sekarang belum
pernah
5)
Adakah
bantuan yang diberikan oleh pemerintah?
Tidak ada semua mandiri dari
pengrajin
6)
Bagaimana
tanggapan dan tindak lanjut pemerintah terhadap UMKM ini?
tidak ada tanggapan dari pemerintah,
malah jika telat membayar pajak di persulit
7)
Strategi
pemasarannaya seperti apa?
Dari mulut ke mulut
8)
Distribusi
usaha ini sampai mana saja? Apakah pernah di ekspor?
Banyak,jawa Bali, Kalimantan, dan ke
luar negeri juga pernah
9)
Apakah
ada organisasi pengusaha usaha di daerah ini?
Tidak ada
10) Bagaimana dengan SDM pengrajin?
Apakah ada pelatihan atau skill yang dikembangkan oleh pemda?
Pengrajin belajar secara otodidak,
tidak ada pelatihan skill yang diberikan oleh pemerintah
11) Apa bahan baku kerajinan ini?
Tembaga dan timah
12) Apa yang menjadi kesulitan pembuatan
kerajian ini?
tidak ada kesulitan, semua pengrajin
belajar secara otodidak dan jika tidak bisa di beri tahu
13) Adakah strategi khusus dalam
pembuatan gamelan ini?
Tidak
ada
14) Bagaimana cara mempertahankan
eksistensi UMKM ini ditengah modernisasi ?
Menjaga kualitas gamelan agar musik
daerah tidak hilang di telah kemajuan zaman
15) Apa yang menjadi tantangan terbesar
dan terberat bagi usaha ini?
Tidak ada , asal ada modal dan yang
pesan maka akan bekerja
16) Mengapa masih menjalankan usaha ini?
Ya sebagai salah satu bentuk untuk
melestarikan budaya khususnya budaya jawa
17) Bagaimana cara memasarkan usaha ini?
Ya hanya dari mulut ke mulut, kadang
kalau ada yang suka melihat gamelan pingin
18) Bagaimana menyiasati atau menanggapi
rendahnya pemesanan kerajianan saat ini?
Tidak bekerja atau libur
19) Berapa harga kerajinan ini?
Untuk satu set gamelan jawa baik
pelog maupun slendro Rp.350.000.000
20) Apa harapan terhadap usaha anda saat
ini?
Pemerintah agar membuatkan tender
atau proyek dan juga berupaya menghidupkan kembali desa Wirun ini sebagai desa
wisata
Lampiran 2
( Gb.1.
Gamelan jadi) (Gb.2.
Gong setengah jadi)
( Gb.3.
Proses penempaan menjadi gamelan)
(Gb.4. Api pembakaran logam)
(Gb.5. Peneliti
dan pemilik usaha) (Gb.6. Peneliti dan pemilik usaha)