LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH
ALAM SMP
SCHOOL FOR CHILDREN OF
INDONESIA (SCI) SURAKARTA
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Agraria yang diampu oleh Dr.Triana
Rejekiningsih, SH, KN, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Anggi
Yoga P ( K6414007 )
2. Ani
Rochana ( K6414010 )
3. Ika
Wahyuningsih ( K6414030 )
4. Lisa
Agustini ( K6414036 )
5. Wahyuningsih ( K6414055 )
6. Zakariya (
K6414059 )
PRODI PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
SURAKARTA
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik
buruknya suatu peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat
ini. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi
mendidik yang dapat mengembangkan pribadi, wacana ke depan, cara berpikir, cara
menyikapi permasalahan. Selain itu, pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang mampu memecahkan masalah secara metodologis, mampu bergaul
dengan orang lain, mampu memahami dirinya, hidup mandiri bersama masyarakat
luas serta mampu menggunakan kemampuannya untuk mengatasi segala permasalahan
hidup.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa salah satu cara untuk mendapatkan pengajaran dan
pendidikan adalah melalui sekolah. Dengan bersekolah mereka mendapatkan ilmu
untuk bekal masa depan mereka. Dengan pandangan seperti ini kemudian melahirkan
pengertian bahwa pendidikan adalah pembelajaran di sekolah formal untuk tingkat
sekolah dasar dan sekolah menengah jadi bisa dikatakan pendidikan adalah sebuah
persekolahan (Utomo Dananjaya, 2005:13). Dalam hal ini dapat terlihat jelas
bahwa pandangan tersebut dalam memaknai pendidikan sangatlah sempit. Disisi
lain, makna pendidikan tidaklah sesempit itu yaitu pendidikan bukan hanya
sekedar persekolahan saja tetapi juga merupakan proses pembelajaran yang
bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan
aspek-aspek kelakuan lainnya (Nasution, 2011: 10).
Seperti
kita ketahui bersama bahwa sistem pendidikan di negeri kita sangatlah carut
marut. Tidak ada kejelasan mengenai kurikulum yang setiap tahunnya berubah.
Belum lagi ditambah sistem kelulusan yang hanya mengandalkan nilai ujian
nasional yang setiap tahunnya naik semakin tinggi sehingga memaksa siswa untuk
lebih ekstra keras dalam belajar karena kehidupan tiga tahun sekolah hanya
dipertaruhkan dalam tiga hari saja. Hal tersebut kemudian memberikan beban
mental yang sangat berat kepada anak didik agar dapat memenuhi ekspektasi yang
diharapkan orang tua. Dalam perkembangannya yang demikian membuat para orang
tua kemudian menggantungkan harapan masa depan anak mereka kepada
sekolah-sekolah formal pada umumnya. Padahal seperti kita ketahui bersama
lembaga sekolah pada umumnya hanya menekankan pada transfer knowledge yang
hanya berlaku searah yaitu dari guru ke murid.
Berangkat
dari apa yang diuraikan diatas kemudian banyaklah bermunculan lembaga-lembaga
pendidikan yang kemudian berinovasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan
sekolah yang ada di Indonesia. Mereka membuat terobosan-terobosan baru untuk
mengubah citra pendidikan yang membatasi dan mengekang serta tidak membebaskan
potensi anak tersebut menjadi lebih terbuka dan membebaskan para siswa dari
pengekangan dan pembatasan yang kemudian menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam proses pembelajarannya dimana siswa bisa lebih menggali dan mengembangkan
potensinya dengan baik sehingga kemudian membentuk siswa yang bukan hanya
cerdas secara intelektual tetetapi juga secara emosional serta dapat
mengembangkan potensinya secara maksimal. Contoh dari lembaga pendidikan yang
membuat inovasi ini salah satunya adalah sekolah alam. Sekolah alam adalah
sebuah konsep pendidikan yang mendekatkan anak-anak kepada alam sekitar serta
menjadikan alam sebagai media dalam pembelajaran.
Berangkat
dalam hal inilah peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai sekolah
alam tersebut. Karena konsep sekolahnya yang inovatif dan bisa dikatakan
sebagai sekolah yang membebaskan dan sekolah alam juga menawarkan sesuatu yang
berbeda dari sekolah lainnya. Sekolah alam yang akan menjadi objek penelitian
dari peneliti adalah School For Children of Indonesia (SCI) yang terletak di Priyambada
RT 05 RW 01, Bacem, Langenharjo, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah.
SCI adalah sebuah sekolah alam dari KB, TK SD SMP yang bertujuan untuk mendekatkan
anak-anak pada alam, meningkatkan kesadaran alam dan kepedulian pada
lingkungan. Peneliti memih sekolah tersebut dikarenakan konsep sekolahnya yang
menarik dimana sekolah tersebut merupakan sekolah ramah anak, di mana anak-anak
didampingi dalam proses tumbuh kembangnya, sehingga potensi optimal dapat
ditumbuhkan. Selain itu, sekolah tersebut juga memberikan fondasi kebiasaan dan
karakter, EQ dan SQ secara holistik serta mampu mendekatkan anak dengan alam
serta menjadikan alam sebagai media pembelajaran.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran umum sekolah alam School
For Children of Indonesia (SCI)?
2. Bagaimana sistem kurikulum yang berlaku di sekolah
alam School For Children of Indonesia (SCI) ?
3. Bagaimana implementasi dan pengaplikasian
konsep agraria dalam sekolah alam School For
Children of Indonesia (SCI)?
1.3 Tujuan
Observasi
Berdasarkan rumusan masalah
yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran
umum sekolah alam School For Children of Indonesia (SCI).
2. Untuk mengetahui sistem
kurikulum yang berlaku di sekolah alam School
For Children of Indonesia (SCI).
3. Untuk mengetahui implementasi
dan pengaplikasian konsep agraria dalam sekolah alam School
For Children of Indonesia (SCI).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Sekolah Alam School For
Children of Indonesia (SCI)
A.
Identitas Sekolah
Nama
Sekolah : Sekolah Alam School
For Children of Indonesia
(SCI)
Alamat
Sekolah : Priyambada
RT 05 RW 01, Bacem, Langenharjo,
Solo Baru,
Sukoharjo, Jawa Tengah.
No.
Telp : 0895-0634-2016
Jumlah
Siswa : 60 Siswa
Pelaksanaan
Observasi
Narasumber : Vina (Guru SMP Sekolah Alam
SCI)
Tempat
Kegiatan : Gazebo Sekolah Alam School
For Children of
Indonesia
(SCI)
Tanggal
Observasi : 25 Oktober 2016
Waktu
Observasi : 10.00 – 12.00 WIB
B.
Visi Misi Sekolah Alam School For Children
of Indonesia (SCI)
VISI
Menjadi lembaga pendidikan terdepan dalam hal sistem pendidikan unggulan yang memperjuangkan hak asasi anak khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan.
Menjadi lembaga pendidikan terdepan dalam hal sistem pendidikan unggulan yang memperjuangkan hak asasi anak khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan.
MISI
Adapun misi dari sekolah alam School For Children of Indonesia (SCI) sebagai berikut:
Adapun misi dari sekolah alam School For Children of Indonesia (SCI) sebagai berikut:
1) Mengawal tumbuh kembang anak didik secara
optimal, meliputi sosial emosi, karakter, dan akademik (bahasa dan kognitif)
serta menanamkan pengertian ke-Tuhan-an.
2) Mengedukasi orang tua wali murid untuk
memastikan anaknya mendapatkan pemenuhan hak asasi anak dan mengetahui arah dan
tujuan jangka panjang tentang pendidikan anaknya.
3) Mengedukasi tenaga pendidik dan
kependidikan dan pihak lain yang terkait tentang pendidikan berdasarkan hak
asasi anak.
4) Mengedukasi masyarakat tentang pendidikan
berdasarkan hak asasi anak.
C.
Latar Belakang Sejarah Berdirinya Sekolah
Alam School For Children of Indonesia (SCI)
Sejarah berdirinya sekolah alam School For Children of
Indonesia (SCI) adalah berawal dari kursus bahasa Inggris pada tahun 2003
dimana selama kurang lebih 7 tahun lembaga kursus tersebut mengamati bahwa
dengan berjalannya waktu banyak siswa yang merasakan stress atau beban karena
banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajarinya. Berangkat dari hal tersebut
lembaga kursus tersebut menyimpulkan bahwa pada umumnya banyak siswa yang bisa
membaca dan menulis tetapi mereka tidak dapat memahami apa yang telah
didapatkan di lembaga belajar tertentu sehingga dari hal tersebut kemudian ada
inisatif dari para pendidik lembaga kursus tersebut untuk mendirikan sekolah
alam.
Sekolah alam School For Children of Indonesia (SCI)
didirikan dengan tujuan untuk mendekatkan anak-anak pada alam, meningkatkan
kesadaran alam dan kepedulian pada lingkungan. Dengan kata lain, sekolah alam
tersebut lebih ditekankan pada kesadaran dari masing-masing peserta didik untuk
melakukan apa yang menjadi potensi atau keunggulan dirinya sehingga siswa
merasakan kesenangan dan kebebasan selama proses belajar mengajar berlangsung tetetapi
juga dibatasi dengan aturan-aturan yang berlaku disekolahan tersebut. Selain itu,
menurut informan bahwa sistem pendidikan di Indonesia saat ini tidak semuanya
dapat mengaplikasikan kurikulum tersebut melihat berbagai karakteristik dan
cara berpikir yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
Sekolah Alam SCI mulai diritis pada tahun tahun 2009
dimana pada waktu baru dibuka sekolah alam khusus PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini). Setelah para pendidik SCI mengamati bahwa terdapat perkembangan siswa
PAUD yang cukup signifikan maka dibukalah sekolah alam pada tahun 2012 untuk
siswa SD sampai SMA. Awalnya sekolah alam SCI berada di ruko Solo Baru yaitu di
jalan Ir. Soekarno akan tetetapi setelah berjalannya waktu, sekolah alam SCI
pindah di Priyambada RT 05 RW 01, Bacem, Langenharjo, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa
Tengah.
Sekolah alam tersebut dikelilingi oleh beberapa gazebo dan bangunan utama
yang terdiri dari 2 lantai dimana bangunan tersebut kebanyakan menggunakan
bahan-bahan dari alam seperti bambu, daun kering dan sebagainya. Dalam
penggunaan gazebo setiao minggunya selalu di rolling dimana pada minggu pertama
siswa berada di bangunan utama kemudian minggu berikutnya berada di gazebo. Hal
tersebut untuk meminimalisir rasa bosan dan jenuh dari peserta didik. Apabila
kita memerhatikan secara komprehensif di dalam sekolah SCI semua meja kursi
selalu menghadap keluar tidak kedepan. Menurut informan meja kursi dihadapkan
keluar agar siswa mampu melihat dan mengamati hal-hal yang berada diluar yang
kemudian dapat dijadikan bahan pembelajaran bahwa masih banyak fenomena di luar
sana yang harus dipecahkan dan diselesaikan dengan cara yang tepat.
Perlu diketahui bahwa sekolah alam SCI menerapkan konsep back to nature dimana para siswa
dibekali dengan ilmu lingkungan yang sangat baik seperti diajarkannya menanam
dengan menggunakan hidroponik, memproduksi kompos dan mengelola sampah organik
dan non organik, bahkan di akhir tahun mereka selalu memanen apa yang telah
ditanamnya seperti sayuran kangkung, sawi dan selada. Hasil tanaman tersebut
biasanya dibeli oleh orangtua dari muridnya dan juga dijual dipasar
tradisional. Keunikan dari sekolah alam SCI adalah siswa SCI dalam
berkomunikasi menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Selain itu, siswa dari SCI juga sangat beragam kaitannya dengan agama mulai
dari islam, kristen, katolik, hindu, dan tionghoa. Hal yang menjadi kebanggan
bagi pendidik SCI adalah kebanyakan dari siswa SCI mempunyai sikap yang aktif,
kritis dan inovatif sehingga mereka mampu membuat roket dan rangkaian listrik
sendiri dengan baik.
2.2
Sistem Kurikulum yang Berlaku Di Sekolah Alam School For Children Of Indonesia
(SCI)
Kurikulum
yang diterapkan pada SCI yakni kolaborasi antara kurikulum internal yang
merupakan kreasi atau buatan dari guru di SCI dan kurikulum nasional berupa
KTSP sehingga menghasilkan tiga sistem pembelajaran yang dilakukan secara
berkelanjutan yaitu :
1.
Skill Development Project
Sistem
pembelajaran ini berbasis pada project yakni anak-anak belajar melalui
projek-projek. Contoh :
a. Proyek pembuatan kompos dan hidroponik yang hasil akhirnya di jual di
outlet-outlet
b. Proyek Media
c. Life Skill yakni mengasah ketrampilan anak melalui kegiatan
sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya sehingga anak tidak
hanya sekedar mengetahui tetapi juga mampu memposisikan dirinya secara langsung
untuk melakukan kegiatan tersebut. Contoh pada kegiatan memasak dimana melalui
kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk memasak dari bahan-bahan yang diproduksi
sendiri seperti memasak kangkung, membuat jus mangga, strowberry dan sebagainya.
Dari kegiatan ini kemampuan anak berupa memasak dapat digali dan terasah.
Contoh selanjutnya yakni anak-anak diajak ke pasar tradisional dan modern yang
diharapkan mampu membandingkan jenis-jenis pasar yang berkembang di dalam
masyarakat.
d. Leadership yaitu melatih jiwa kepemimpinan yang dilakukan pada
kegiatan diskusi struktur organisasi dalam kelas, berperan untuk menerapkan
struktur organisasi di desa seperti berperan sebagai ketua RT, Lurah,
Sekretaris, Bendahara dsb.
2.
Diskusi
Adalah sistem
pembelajaran berbasis pada kelompok-kelompok, biasanya di SCI menerapkan
model-model pembelajaran kelompok berbasis learning by doing seperti Quiz dan
Group in time. Contoh penerapan pada kedua model diskusi tersebut yakni pada
mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
a. Bahasa
1) Mengenal huruf
2) Mengenal kata
3) Mengenal jenis-jenis kata
4) Mengenal jenis-jenis kalimat.
3. Tugas
Melalui sistem
pembelajaran tugas ini, anak-anak diajarkan dan belajar tentang kemandirian.
Adapun tugas ini dimaksudkan agar anak-anak mengerti atau paham terhadap planning yang diberikan tentang tugas yang harus mereka
kerjakan, biasanya mengacu kepada kurikulun nasional. Hal yang biasanya
dilakukan dalam sistem pembelajaran kelas ini adalah kegiatan outing class yakni kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas. Contoh
kegiatan pembelajaran Outing Class
yang telah diterapkan SCI yakni pada mata pelajaran PKn tentang materi
keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia. Kegiatan tersebut diawali dengan
anak-anak diajak oleh guru ke tempat-tempat ibadah supaya anak-anak bisa
melakukan wawancara dengan pemuka agama masing-masing. Seperti yang telah
dilakukan pada hari Senin, 17 Oktober 2016, anak-anak SCI mengunjungi Pura di
UNS untuk mengenal corak budaya-agama Hindu sehingga dari sini anak-anak
belajar memahami tentang perbedaan yang ada di Indonesia secara nyata dan
mereka secara aktif dapat menanyakan semua hal yang belum diketahui kepada
pemuka agama masing-masing secara langsung. Melalui kegiatan tersebut akan
membuat anak tidak hanya memperoleh informasi berupa pendapat, melainkan berupa
fakta mengenai agama dan keyakinan masyarakat tersebut.
2.3
Implementasi dan Pengaplikasian Konsep Agraria Dalam Sekolah Alam School For Children Of Indonesia
(SCI)
A.
Implementasi dan Pengaplikasian
Konsep Agraria di Sekolah Alam SCI
Sekolah
alam School for Children of Indonesia (SCI) adalah sekolah yang memiliki
komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk
menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan (alam) dalam seluruh aktivitas
sekolah. Sebagian besar kegiatan belajar mengajar di Sekolah alam SCI tidak
dilakukan di dalam ruangan, melainkan di alam terbuka. Siswa di latih untuk
lebih berani dalam bereksplorasi. Dalam sekolah alam SCI guru bertindak sebagai
fasilitator. Siswa diberikan kebebasan (yang masih dalam koridor) untuk belajar
tentang segala hal yang ingin diketahuinya. Nilai teori bukan hal utama yang
menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran di sekolah alam.
Siswa justru lebih dididik untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapatkan dari kegiatan di sekolah.
a. Kurikulum
:
1) Membangun
kepribadian,sosial, dan emosi
2) Komunikasi,
bahasa, dan membaca
3) Pemecahan
masalah, memberikan alasan, dan matematika
4) Mengetahui
dan memahami lingkungan
5) Pembangunan
fisik (badan/tubuh)
6) Pembanguan
kreativitas
Sekolah
alam SCI menganut 2 sistem kurikulum yakni kurikulum internal yang dibuat oleh
SCI sendiri yakni melalui Yayasan Cerdas Indonesia dan Kurikulum Nasional yang
diterapkan pada sekolah formal lainnya. Untuk ujian sendiri karena sekolah SCI
adalah sekolah nonformal, maka untuk ujian nasional sendiri siswa SCI menginduk
ke sekolah formal dan ijazah yang dipakai adalah ijazah penyetaraan sehingga
tidak menjadi masalah jika ingin melanjutkan ke sekolah formal. Di sekolah SCI
ini juga mengadakan program-program yang berkaitan dengan alam dan agraia
yakni:
1) Produksi
Kompos
Dengan
memanfaatkan dedaunan atau sisa-sisa makanan,
siswa dilatih untuk membuat kompos yang dijadikan sebagai pupuk
organik dalam kegiatan praktek menanam
di lingkungan sekolah. Hal tersebut
dilakukan untuk meminimalisir dampak
yang ditimbulkan dari kompos tersebut yaitu
merusak lingkungan.
2) Bank
Sampah
Siswa setiap hari atau
setiap minggu akan menabung sampah, dalam
hal ini adalah sampah barang-barang yang tidak
terpakai. Di akhir semester sampah-sampah siswa yang telah terkumpul akan dibagikan
kepada siswa dimana
hasil menabung sampah siswa akan dijual. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat berlatih untuk dapat
memanfaatkan barang barang yang tidak dipakai yang bisa menimbulkan pencemaran tetapi
juga dapat menghasilkan uang.
3) Menyortir
Sampah
Siswa diajarkan untuk menyortir barang barang organik
dan non organik. Penyortiran
barang ini dimaksudkan akan penggunaan sampah tidak tercampur-campur sehingga
lebih mudah dalam pengolahannya.
4) Menanam
Hidroponik
Siswa diajarkan untuk menanam tumbuhan khusunya
sayuran dengan media air melalui
hidroponik (peralon-peralon). Hasil tanaman siswa ini
jika sudah bisa dipanen biasanya akan
diperjualbelikan kepada
orang tua siswa. Tanaman hidroponik sendiri selain bermutu gizi yang tinggi
karena tidak ada campuran bahan kimia
tetapi juga
penanaman secara hidroponik tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.
b. Metode
pembelajaran
Dalam membangun kemampuan memberikan alasan dan
matematika, siswa di dorong untuk memahami “bagaimana sesuatu bekerja” dan membuat prediksi berdasarkan
aktivitas sehari-hari mereka.
Kreativitas dan seni membantu
mereka untuk membangun sisi kreatif dan akan terhubung dengan suatu
tema atau konsep yang dipelajarinya. Semua itu akan terjalin
dengan mempelajari dunia di sekitar anak.
Pohon-pohon, rumput, bunga, bambu, batu, kaca, pelangi, sungai, binatang, burung-burung dan sekitarnya adalah sebuah pelajaran alami yang dapat mendorong dan mendukung seluruh proses belajar
mengajar. Anak dibebaskan dari tekanan ‘mengejar’ nilai dan rangking. Mereka
didorong untuk menumbuhkan tradisi ilmiah. Prestasi setiap siswa tidak dilihat dengan membandingkan prestasi siswa lainnya,
tetapi dari upaya mereka untuk memaksimalkan
potensi diri menjadi lebih baik. Menurut
pengajar SCI belajar yang baik adalah belajar
yang dapat menjadikan sesuatu lebih menyenangkan dan tidak
membebani siswa.
SCI membebasakan guru dan murid untuk berkreasi dalam
belajar mengajar. Kreativitas guru dan murid tidak dibatasi oleh buku paket dan
target nilai. Guru tidak sekedar mengajar tetapi juga mendidik. Guru juga tak
jadi panutan tetapi menjadi teman.
c. Proses
belajar
Proses pembelajaran di Sekolah Alam SCI menyandarkan
pada 4 pilar :
1) Pengembangan
akhlak melalui teladan
2) Pengembangan
logika dan daya cipta melelui experiental
learning
3) Pengembangan
kepemimpinan dengan metode outing class
4) Pengembangan
kemampuan berwirausaha.
Dalam
setiap harinya proses pembelajaran dibagi menjadi tiga sesi:
1)
Skill
development project
Proses belajar
mengajar melalui sebuah proyek dengan memanfaatkan
banyak media dan di dalamnya
dimuatkan materi pelajaran seperti matematika,
IPS, PKn, IPA, dll. Bentuk dari skill development projek misalnya dengan
adanya outing class. Outing class
sendiri melatih sikap leadership
siswa dimana dalam setiap kegiatan outing class siswa yang ditunjuk sebagi ketua selalu
bergantian. Dalam kegiatan outing class
ini siswa mengkoordinasikan tugas masing-masing individu melalui ketua baik pembayaran,
pembagian tugas
dan lain-lain. Setelah di adakannya kegiatan outing class biasanya melakukan presentasi untuk memaparkan hasil
informasi yang telah di cari.
2)
Diskusi
Sesi grup time ini memasukan konsep pelajaran misalnya
matematika. Dalam sesi ini siswa diajarakan
untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan konsep yang telah diberikan sehingga pelajaran
tidak hanya terkotak tetapi
berkembang sesuai dengan pemahaman siswa.
3)
Kartu tugas
Dalam
sesi ini kurikulum nasional diterapkan.
Siswa bisa belajar mandiri melalui penjadwalan materi apa yang akan ia
kerjakan dalam minggu ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.
Sejarah berdirinya sekolah alam School For
Children of Indonesia (SCI) adalah berawal dari kursus bahasa Inggris pada
tahun 2003 dimana selama kurang lebih 7 tahun lembaga kursus tersebut mengamati
bahwa dengan berjalannya waktu banyak siswa yang merasakan stress sehingga para
pelajar berinisatif untuk mendirikan sekolah alam. Tujuan didirikannya SCI
adalah untuk mendekatkan anak-anak pada alam, meningkatkan kesadaran alam dan
kepedulian pada lingkungan. Sekolah alam SCI juga lebih ditekankan pada
kesadaran dari masing-masing peserta didik untuk melakukan apa yang menjadi
potensi atau keunggulan dirinya tetapi juga dibatasi dengan aturan-aturan yang
berlaku disekolahan tersebut.
2.
Kurikulum yang diterapkan pada SCI yakni
kolaborasi antara kurikulum internal yang merupakan kreasi atau buatan dari
guru di SCI dan kurikulum nasional berupa KTSP sehingga menghasilkan tiga
sistem pembelajaran yang dilakukan secara berkelanjutan yaitu Skill Development Project, diskusi dan
tugas.
3.
Sekolah alam School for Children of
Indonesia (SCI) adalah sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis
mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan
(alam) dalam seluruh aktivitas sekolah. Di sekolah SCI juga mengadakan program-program
yang berkaitan dengan alam dan agraia yaitu produksi kompos, bank sampah, menyortir
sampah dan menanam hidroponik.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
pembahasan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
1.
Untuk dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa SCI maka perlu pengintegrasian yang baik
antara guru, siswa dan pendidik.
2.
Sebaiknya sekolah
alam SCI lebih ditingkatkan dalam hal pengorganisasi dan manajemen
kurikulumnya.
LAMPIRAN GAMBAR