LAPORAN
OBSERVASI LAPANGAN/ MAGANG 1
DI SMP N 3
SUKOHARJO
Untuk syarat kelulusan UK 4 mata kuliah Profesi Kependidikan / Magang 1
Dosen Pengampu:
Dra.Sularmi,M.Pd
Disusun oleh:
Nama : Anggi Yoga Pramanda
Nim : K6414007
PRODI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan observasimagang 1 di SMP N 3 Sukoharjo tepat
pada waktunya. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk menjadi seorang guru yang profesional
Dalam
penulisan dan penyusunan laporan ini
tidak lepas dari bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1.
Dosen pembimbing mata kuliah ini Dra.Sularmi,
M.Pd.
2.
Kepala Sekolah SMP N 3 Sukoharjo
Suratman,S.Pd.M.Pd
3.
Guru PKn sebagai guru model Erlina
Subiyarti,S.Pd
4.
Orang tua dan seluruh keluarga tercinta
yang telah memberikan dukungan baik moril mapun materil
Harapan
kami semoga laporan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi laporan ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Surakarta, Juni
2015
penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN DEPAN........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................... 4
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................... ........... 5
C. Tujuan............................................................................................................ ........... 5
D. Manfaat
......................................................................................................... ........... 6
E. Metodologi
.................................................................................................... ........... 6
BAB
II PEMBAHASAN
A. Tinjauan
Pustaka............................................................................................ ........... 7
B. Kultur
Sekolah............................................................................................... ........... 8
C. Kompetensi
Kepribadian............................................................................... ........... 10
D. Kompetensi
Sosial..................................................................................................... 11
E. Kompetensi
Pedagogik.................................................................................. ........... 13
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................... ........... 16
B. Saran
.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. ........... 17
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1)
Latar
Belakang
Pendidikan
itu sendiri dapat dilakukan dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan
sekolah. Pendidikan yang dilakukan diluar sekolah bisa dilakukan dengan cara
belajar secara autodidak maupun belajar secara langsung pada alam, sedangkan
pendidikan didalam sekolah ada unsure berupa pendidik, peserta didik serta
bahan ajar yang telah dipersiapkan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Salah satu unsur terpenting dalam proses pembelajaran didalam
sekolah adalah peranan guru sebagai pendidik.
Guru
dianggap sebagai komponen yang paling penting karena guru dituntut mampu
memahami, mendalami, melaksanakan dan akhirnya mencapai tujuan dari adanya
pendidikan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang mempunyai
kompetensi berpengaruh besar terhadap efektivitas pembelajaran dan pada
akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Sehingga dengan demikian keberadaan
guru yang berkompetensi merupakan syarat mutlak hadirnya sistim dan praktik
pendidikan yang berkualitas. Untuk
mewujudkan guru yang memiliki kompetensi, pemerintah menuntut agar para
pendidik memiliki suatu kompetensi yang baik guna menunjang profesi yang
dijalankan olehnya. semenjak tahun 2007 mengadakan program sertifikasi bagi
semua guru, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil maupun guru yang
berstatus non-pegawai negeri sipil (swasta).
Pelaksanaan
sertifikasi guru merupakan komitmen pemerintah sebagai implementasi amanat
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, yakni mewujudkan guru yang berkualitas dan
profesional. Jika guru gagal dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, maka
gagal lah juga proses pembentukan sumber daya manusia yang berkompeten.
Akibatnya seperti apa yang saat ini sedang negara kita rasakan yaitu adanya
krisis multidimensional yang oleh sebagian besar pengamat pendidikan mengatakan
bahwa guru lah yang paling bertanggung jawab dalam gagalnya pendidikan nasional
yang ternyata hanya mampu menghasilkan alumni yang kurang berkualitas. Untuk
itu kami menyusun laporan magang tentang observasi guru mata pelajaran khususnya
guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan di SMP N 3
Sukoharjo sebagai salah satu syarat mata kuliah profesi kependidikan/ magang 1
dalam kurikulum KKNI program strata satu.
2) Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana kultur sekolah yang terjadi di
SMP N 3 Sukoharjo yang telah lama di bina dalam lingkungan sekolah tersebut ?
2.
Bagaimana
kompetensi guru dalam kompetensi kepribadian seorang guru di SMP N 3 Sukoharjo
pada umumnya dan khususnya pada guru model?
3.
Bagaimana
kompetensi guru dalam kompetensi sosial seorang guru di SMP N 3 Sukoharjo pada
umumnya dan khususnya pada guru model?
4.
Bagaimana
kompetensi guru dalam kompetensi pedagogik seorang guru di SMP N 3 Sukoharjo
pada umumnya dan khususnya pada guru model?
3)
Tujuan Penulisan
Adapun
penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui kultur sekolah khususnya SMP N 3 Sukoharjo sebagai sekolah model
dalam dunia pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
2. Untuk memberikan
gambaran tentang bagaimana kompetensi kepribadian kepada kita sebagai calon
pendidik dengan melakukan observasi kepada guru model
3. Untuk
memberikan gambaran tentang bagaimana kompetensi kepribadian kepada kita
sebagai calon pendidik dengan melakukan observasi kepada guru model
4. Untuk
memberikan gambaran tentang bagaimana kompetensi kepribadian kepada kita
sebagai calon pendidik dengan melakukan observasi kepada guru model
4)
Manfaat Penulisan
Adapun penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
1.
Manfaat Teoretis
a.
Memberikan sumbangan ilmiah bagi khasanah
pengetahuan ilmu pendidikan.
b.
Memperkaya pengetahuan tentang latar
belakang adanya kompetensi kompetensi sebagai guru yang profesional
c.
Memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai referensi tentang dunia pendidikan.
2. Manfaat
Praktis
a. Memberikan
gambaran tentang kultur sekolah, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi pedagogik khususnya SMP N 3 Sukoharjo sebagai tempat observasi.
b. Menambah
motivasi dan inspirasi tentang pengembangan pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dan memberikan bekal kepada calon
pendidik tentang bagaimana untuk menjadi guru yang profesional
5)
Metodologi Penulisan
Penulisan
laporan ini menggunakan metode observasi lapangan dengann metode wawancara
kepada guru model. Metode ini dipilih karena memiliki validitas yang cukup baik
dan lebih bisa dipertanggungjawabkan karena berasal dari figur guru yang
sesungguhnya. Selain itu metode studi pustaka juga membantu apabila
mempertimbangkan keterbatasan waktu. Sumber-sumber yang dipilih dalam penulisan
laporan ini adalah observasi lapangan berupa wawancara kepada guru model dan
literature kepustakaan berupa buku-buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
1)
Tinjauan
Pustaka
Menurut UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan seorang guru berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menurut UU no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuaannya.
Menurut Hamzah B. Uno kompetensi profesional guru
adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru agar ia dapat
melakasankan tugas mengajar.
Pendapat lain dikemukakan oleh Martinis
Yamin,kompetensi profesional yang harus dimiliki guru meliputi:
1.
Penguasaan
materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan,
konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya
2.
Penguasaan dan
penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.
3.
Penguasaan
proses-proses kependidikan ,keguruan dan pembelajaran siswa.
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sesuai PP no.19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidkan pasal 28 (3) menyatakan bahwa kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai agen pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a.
Kompetensi pedagogik
b.
Kompetensi
kepribadian
c.
Kompetensi
sosial
d.
Kompetensi
profesional
2) HASIL
OBSERVASI
1) Kultur
Sekolah
Dalam aspek kultur sekolah ini indikator yang
digunakan dalam observasi wawancara antara lain:
a.
Kedisiplinan
warga sekolah
b.
Hubungan sosial
antar warga sekolah
c.
Hubungan antar
sekolah dengan komite sekolah
d.
Hubungan antar
warga sekolah dengan orang tua wali
e.
Kegiatan rutin
sekolah
Ø Kedisipilinan warga sekolah
Adanya peraturan tentang tata tertib yang
ditempelkan di setiap kelas. Selain tanggung jawab dari wali kelas tapi guru
guru yang lain. Namun jika ada siswa yang masih membandel maka akan menajdi
tanggung jawab dari guru BK. Ketaatan siswa terhadap peraturan sekolah sangat
tinggi, tapi ada juga siswa yang tidak menaati peraturan dengan prosentase yang
sangat kecil. Untuk sanksi yang diberikan jika pelanggaran yang bersifat ringan
hanya sebatas teguran saja namun ada juga pengembalian siswa kepada orang tua
jika melanggar dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Untuk guru, kepala
sekolah hanya menegur guru yang melanggar hanya secara umum untuk semua guru,
karena adanya rasa sungkan. Dan jumlah guru yang melanggar pun juga kecil.
Ø Hubungan sosial antar warga sekolah
Semua warga sekolah terlibat dalam acara yang
diadakan oleh sekolah biasanya terlebih dahulu membentuk panitia. Dalam
pembentukan panitia misalnya Dies Natalis sekolah guru melibatkan siswa
terutama OSIS untuk menjadi panitia nya. Kemudia hubungan guru dengan pengawas
sekolah juga terjalin dengan baik. Sesama guru juga saling menghormati, siswa
dengan guru juga berhubungan baik. Agar hubungan guru dan siswa dapat terbentuk
dnegan baik maka adanya ikatan antara guru dan siswa melaului jika bertemu
meyapa atau mencium tangan.
Ø Hubungan antar sekolah dengan komite sekolah
Suatu sekolah tidak dapat berdiri sendiri tanpa
adanya susatu komite. Di SMP N 3 Sukoharjo ini juga terdapat komite sekolah.
Komite sekolah ini juga mempunyai agaenda rutin berupa rapat rapat dalam
mebahas pembanguan sekolah, ujian nasional, usaha untuk memajukan sekolah.
Ø Hubungan antar warga sekolah dengan orang tua
Sekolah dengan wali murid juga ada sebuah pertemuan.
Pertemuan rutin yang biasanya diadakan ialah saat pembagian hasil
belajar/raport pada akhir semester. Juga untuk wali kelas IX juga sering
mengadakan pertemuan guana membahas tentang bagaimana cara untuk mensukseskan
siswa dalam mengerjakan ujian nasional. Untuk pengambilan raport peserta didik
tidak boleh diwakilkan. Namun terdapat pengecualian jika ada wali siswa yang
bekerja diluar kota atau sibuk maka pengambilan hasil belajar bisa diwakilkan
kepada sesorang dengan ditunjukan surat kuasa, karena pertemuan ini sangat
penting dimana guru akan menyampaikan perkembangan anak di sekolah.
Ø Sikap peserta didik terhadap warga sekolah
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa sikap semua
warga sekolah sangat baik. Semua warga sekolah saling menghormati dan
menghargai satu sama lain.
Ø Kegiatan rutin warga sekolah
Adanya kegiatan kebersihan setiap ada tes ujian
karena kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Kemudian ada juga jum’at sehat
yang rutin diadakan setiap sebulan sekali. Kegiatan jum’at sehat ini berupa
jalan-jalan keleling kampung guna meningkatkan ikatan antara warga sekolah
dengan warga di sekitar lingkungan sekolah
2) Kompetensi
kepribadian
Dalam aspek kompetensi kepribadian ini indikator
yang digunakan dalam observasi wawancara antara lain;
a.
Perilaku yang
dapat diteladani
b.
Menampilkan diri
sebagai pribadi yang mempunyai karakter
c.
Tanggung jawab
dan etos kerja
d.
Bangga dan
percaya diri sebagai pendidik
e.
Berperilaku yang
baik
f.
Penerapan kode
etik
Ø Perilaku yang dapat diteladani
Guru dalam mengajar dikelas kepedulian guru kepada
siswa tinggi karena siswa kebanyakan diatas rata-rata maka materi yang disampaikan
juga lebih mudah. Jika ada guru yang terlambat datang ke ruang kelas maka ketua
kelas akan datang ke kantor guru menghubungi guru yang bersangkutan untuk
mengajar. Selain itu wali kelas
memberikan motivasi kepada anak didik guru-guru juga memberikan motivasi
kepada anak didik. Sedangkan pemberian motivasi guru biasanya diberikan oleh
kepala sekolah melalui pembinaan kepala sekolah. Guru juga berpenampilan sopan
saat mengajar dengan mengenakan seragam yang telah ditentukan sesuai dengan
hari yang ditentukan. Jika ada guru tidak memakai seragam biasanya kepal
sekolah menegur tetapi secara umum juga untuk menumbuhkan rasa malu guru jika
tidak tertib berseragam.
Ø Menampilkan diri sebagai pribadi yang mempunyai
karakter
Seorang guru yang menjadi panutan anak didiknya
hendaknya selalu menaati peraturan sekolah, bersikap tegas kepada pelanggar
tata tertib, saling menyayangi anak didik walau bukan anak sendiri dan selalu
dapat dijadikan contoh yang baik untuk anak didik.
Ø Tanggung jawab dan etos kerja
Tidak selamanya guru selalu mengajar di kelas. Guru
juga pernah meninggalkan KBM di kelas.
Seorang guru meninggalkan kelas juga harus dengan alasan yang jelas.
Misalnya alasan dinas maka seorang guru tersebut dapat dimaklumi. Namun untuk
kegiatan sosial kemasyarakatan misalnya among tamu tetangga maka juga dapat
dimaklumi. Namun jika dengan alsan yang tidak jelas maka guru akan mendapat
teguran dari kepala sekolah karena meninggalkan kelas. Dalam meninggalkan kelas
guru model biasanya memerikan tugas pengganti karena kelas kosong. Ketua kelas
diberikan amanah untuk mencatat siswa yang ramai.
Ø Bangga dan percaya diri sebagai pendidik
Bahwa profesi guru itu timbul dari dalam suara hati.
Tidak semua orang bisa menjadi guru. Hanya merekalah yang mempunyai panggilann
hati yang mau menjadi guru. Walaupun gaji guru tidaklah setinggi gaji profesi
yang lain namun profesi guru ini mempunyai kedudukan yang tinggi dimata Tuhan.
Selain itu sekarang ini banyak para calon mahasiswa yangberlomba-lomba untuk
memasuki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan karena peluang pekerjaan guru
sekarang banyak diminati.
Ø Berperilaku yang baik
Untuk menyikapi sering terjadinya anak mencontek
saat ujian atau ulangan guru model memberikan peringatan kepada anak didik jika
mencontek maka dinyatakan langsung remidi dan disuruh merangkum materi yang
diujikan. Hukuman ini untuk menimbulkan efek jera kepada peserta didik dan
menanamkan kejujuran dan hukumannya pun juga mendidik. Kemudian untuk penilaian
kepada peserta didik dilakukan terbuka sesuia dengan hasil pekerjaan siswa saat
mengerjakan ujian atau ulangan namun juga ditmabha dengan nilai keseharian
seperti perilaku. Untuk mengetahui bagaimana hasil ujian atau ulangan para
siswa setiap ujian selalu dibagikan. Pembagian ujian ini berguna untuk
mengevaluasi siswa sejauh mana ia dpata memeahami materi yang telah diasmpaikan
oleh guru.
Ø Penerapan kode etik
Guru di SMP N 3 Sukoharjo disini telah melaksanakan
dan menataati kode etik. Terlaksananya kode etik disini seorang guru telah
sadar dari dalam diri bahwa seorang guru ialah panutan bagi muridnya maka guru
haruslah selalu berpedoman pada kode etik keguruan
3) Kompetensi
Sosial
Dalam aspek kompetensi sosial ini indikator yang
digunakan dalam observasi wawancara antara lain;
a.
Sikap dan
perilaku sesuai dengan norma
b.
Menjalin
hubungan baik dengan teman sejawat murid, dan anak didik
c.
Adaptasi
lingkungan kerja
d.
Komunikasi
ilmiah secara efektif,empatik, dan santun
Ø Sikap dan perilaku sesuai dengan norma
Selain guru memberikan
materi di dalam buku guru juga memberikan contoh konkret perilaku yang sesuai
norma. Misalnya ada anak yang mebuang sampah sembarangan kemudian guru tersebut
mengingatkan anak tersebut untuk memungutnya kembali dan membuannya ditempat
sampah. Selain dari tekstual buku guru juga memberikan tuga berupa pemanfaatan
televisi. Televisi sekarang ini telah banyak menayangkan sinetron yang
bermuatan negatif untuk mengajarkan anak tentang manfaat televisis guru
meberikan tugas anaka disuruh mendengarkan berita lalu berita tersebut dicatat
dan bagaimana sikap anak tersebut terhadap berita yang dicatat. Konsekuensi
dari anak yang melanggar norma-norma jika hanya ringan maka hanya berupa
teguran saja ,tetapi juga sampai pengembalian anak didik kepada orang tua jik
aanak membandel dan dengan pertimbangan pertimbangan tetrtentu.
Ø Menjalin hubungan baik dengan teman sejawat murid,
dan anak didik
Hubungan guru dengan teman sejawat biasanya terjalin
sewaktu istirahat guru bergurau atau mengobrol di ruang guru. Dengan anak didik
biasanya anak didik diajak untuk mengobrol untuk membahas bagaiaman
permasalahan yang dialamai anak didik tentang kesulitan dalam pembelajaran.
Guru dan wali murid hubungan terjalin dengan guru memberikan contact personnya kepada wali siswa.
Dari situlah wali dapat menghubungi guru tentang bagaiman keadaanya anak didik
sewaktu disekolah dan sebagai tempat untuk mengetahui dan tempat berkonsultasi
tentang perkembangan anak didik sewaktu disekolah. Selain diruang guru ,guru
guru juga mempounya organisasi profesi misalnya PGRI,MGMP,dan koperasi sekolah.
Dari organisasi itu biasanya ada rapat rutin untuk membahas masalah masalah
tentang bagaimana cara meningkatakan pendidikan.
Ø Adaptasi lingkungan kerja
Kebetulan juga guru model merupakan guru baru di
SMPN 3 Sukoharjo karena baru sja mendpat surat pindah tugas. Adaptasi yang
dilakukan guru model dilkingkunagn SMP N 3 Sukoharjo ini adalah saling menegur
sapa entah itu tua atau muda tanpa memandang usia. Kemudian guru bertanya
kepada salah seorang teman untuk menceritakan karakter dari masingmasing guru.
Dan untuk anak didik biasanya murid yang lebih dulu menyapa gurunya jadi
tidaklah sulit untuk beradaptasi dengan murid
Ø Komunikasi ilmiah secara efektif,empatik, dan santun
Kebanyakan bahasa yang digunakan dalam proses
pembelajran banyak mengunakan bahasa Jawa, karena bahasa Jawa adalaha bahasa
ibu namun juga sering menggunakan juga bahsa Indonesia. Penggunaanbahsa Jawa
ini dimaksudkan karena anak mudah menangkap metri jika mengguankan bahsa sehari
hari yang mereka gunakan. Kemudian untuk menumbuhkan komunikasi guru selalu
memberikan contoh sesuai dengan materi. Misalnya demokrasi. Siswa juga
diajarkan bagaimana cara demokrasi yang baiak dan sesuai dnegan peraturan.
4) Kompetensi
Pedagogik
Dalam aspek kompetensi pedagogil ini indikator yang
digunakan dalam observasi wawancara antara lain;
a.
Usaha
meningkatakan kualitas pembelajaran
b.
Mengkomunikasikan
hasil inovasi dengan teman sejawat
c.
Permasalahan
peserta didik
d.
Upaya menangani
peserta didik
e.
Komitmen guru
f.
Pemanfaatan ICT
Ø Usaha meningkatkan kualitas pembelajaran
Sebelum melakukan pembelajran guru meberikan
motivasi atau semangat kepada anak didiknya. Kemudian cara untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran ini. Anak anak diajak untuk sharing/tukar pikiran. Anak diberikan tugas untuk mebuat soal yang
berkaitan dengan materi namun tidak boleh mencontoh dari buku. Kemudian soal
ini ditukarkan kepada teman teman secara acak. Dari kegiatan inilah anak bisa
dijadikan sumber belajar karena anak satu sama lain bia saling membantu
menjawab materi yang disampaikan sehingga timbullah komunikasi timbal balik
antara siswa. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan pada akhir pembahasan bab
sebagai media evaluasi.
Ø Mengkomunikasikan hasil inovasi dengan teman sejawat
Melalui organisasi profesi misal MGMP yang rutin
diadakan pertemuan biasanya dalam pertemuan tersebut membahas tentang bagaimana
cara untuk meningkatkan pembelajaran. Melalui pertemuan tersebut biasanya
muncul inovasi baru yang dapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan
pemeblajaran yang berkualiatas.
Ø Permasalahan peserta didik
Untuk mengahadapi anak yang mempunayai permasalahan
dengan belajar. Guru biasanya mendekati anak dan menanyakan hal apa yang dirasa
sulit dalam memahami materi. Dengan pendkatan inilah anak bisa menyampaiakn
kesulitan nya sehingga guru dapat meberikan soluis untuk membantu permasalhan
anak tersebut.
Ø Upaya menangani peserta didik
Untuk menangani anak yang membandel guru tidak harus
menbegur anak tersebut didepan umum dengan mengurnya didepan umum justru
membuat anak tersebut maki jadi bandelnya. Solusi untuk menangani anak yang
membandel ialah anak diajak keruang khusu yang sepi kemudian diberikan nasihat
nasihat yang halus atau sindiran ahrlus dengan perlakuakn tersebut anak akan
merasa mendpatkan rasa kasih sayang dari seorang guru dan anak yang bandel
tersbut akan mempunyai rasa malu.
Ø Komitmen guru
Profesi guru itu tidaklah hanya sebatas mengajar dan
membimbing anak didiknya . namun seorang guru juga harus mampu membuat anak
didiknya untuk lebih baik lagi dan berguna bagi masyarakat banyak dan tidak
hanya sekedar mentransfer ilmu saja
Ø Pemanfaatan ICT
Semua kelas di SMP N 3 Sukoharjo telah menggunakan
LCD semua. Namun guru model lebih suka dengan menulis dipapan tulis. Dengan
menulis dipapan tulis maka anak juga akan ikut menulis dan materi yang
disampiakan lebih mengena ke anak didik. Namun jika denagn LCD nak akan malas
menulis karena anak hanya akan mengcopy materi dengan meminta softfile kepada guru dan tidak mengena
ke pemahaman anak didik
BAB
III
PENUTUP
1) KESIMPULAN
Dari observasi lapangan yang
dilakukan di SMP N 3 Sukoharjo dapat kita ambil kesimpulan bahwa sekolah dan
guru model telah dapat dijadikan contoh karena telah memenuhi standar profesional
sebagai seorang guru
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai
agen pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Kompetensi
pedagogik
b.
Kompetensi
kepribadian
c.
Kompetensi
sosial
d.
Kompetensi
profesional
Jadi dapat disimpulkan guru profesional yang berkompetensi adalah guru
yang memiliki kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan dapat
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dengan tindakan yang cerdas serta
penuh tanggung jawab.
2) SARAN
Sebagi calon guru yang profesional hendaknya kita memilki empat
kompetensi yang harus dimiliki yang meliputi hal di atas. Dari
kompetensi-kompetensi tersebut guru harus mampu mengembangkan sendiri potensi
yang dimilikinya. Dengan potensi yang dimiliki oleh guru diharapkan dapat peserta didik mampu lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Usada. 2009. Profesi Kependidikan. Surakarta. Yuma
Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar