Senin, 23 November 2015

sustanable energy





Sustainable Energy
Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Untuk melakukan aktivitas serta rutinitasnya, manusia sangat bergantung pada energi. Sehingga tanpa energi, kualitas kehidupann manusia dapat dikatakan akan tidak optimal. Saat ini, kebutuhan energi didunia kian meningkat setiap saat. Hal tersebut seiring dengan naiknya populasi manusia dimuka bumi. Pemenuhan kebutuhan energi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan untuk menunjang kualitas hidup manusia. Mengingat hal tersebut, pengembangan sumber energi untuk dikonversi menjadi energi telah banyak dilakukan baik oleh para ilmuwan, pengusaha dan pemerintah. Namun, saat ini kondisi ketergantungan dengan sumber energi hidrokarbon konvensional seperti BBM atau bahan bakar fosil lainnya membuat permasalahan baru. Selain karena bahan bakar fosil merupakan unrenewable energy yang akan semakin habis seiiring eksplorasi yang dilakukan, pembakaran bahan fosil juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Emisi gas karbon dioksida yang dihasilkan akan menimbulkan efek gas rumah kaca yang membahayakan kesehatan dan keberlanjutan hidup manusia. Sehingga, sumber hidrokarbon konvensional harus digantikan dengan sumber-sumber energi yang lebih ramah lingkungan, sustainable energy.

Peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah
Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah terbesar didunia. Sampah-sampah tersebut baik dari hasil rumah tangga maupun industri belum dikelola dengan baik. Belum ada kejelasan Sistem Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemilahan dan pemilihan sampah yang sampai pada TPA pun belum optimal. Selain itu, masyarakat masih banyak yang tidak memahami dengan baik tentang bagaimana cara mengelola sampah hasil rumah tangga. Bahkan, masyarakat masih sering melakukan pembakaran sampah. Padahal, pembakaran sampah plastik diruang terbuka dapat menyebabkan banyak sekali permasalahan bagi manusia, terutama kesehatan. Jika dikelola dengan baik, sampah-sampah yang telah dihasilkan bisa dijadikan potensi untuk memberdayakan hidup manusia. Sehingga, perlu adanya pengelolaan yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia dan mengkonversi sampah yang ada menjadi bahan yan bermanfaat bagi Masyarakat.



Insinerasi
Salah satu solusi pengelolaan sampah adalah dengan metode insinerasi. Insinerasi merupakan salah satu metode pengelolaan sampah yang telah dikenal sejak lama. Selain dapat digunakan untuk memusnahkan sampah dari bahan-bahan anorganik seperti plastik, insinerasi juga berjasa dalam pemusnahan sampah medis yang berbahaya karena bersifat patogenik. Insinerasi merupakan pembakaran sampah dengan suhu yang sangat tinggi atau dikenal sebagai pengelolaan termal. Hasil dari pembakaran tersebut adalah abu, gas sisa, pastikulat dan panas. Di Indonesia saat ini pengembangan sistem insinerasi masih sangat jarang dilakukan. Banyak yang masih takut dengan efek samping yang dihasilkan oleh cerobong insinerasi. Gas seperti dioksin yang bersifat karsinogenik serta partikulat logam berat menjadi ancaman yang dikhawatirkan. Padahal, efek samping tersebut dapat diminamilisir dengan pemilihan sampah yang ketat. Hal ini telah dibuktikan oleh negera-negara maju seperti Jerman dan Swedia. Emisi dioksin yang dikeluarkan oleh insinerator di Jerman dibatasi maksimal 0.1ng/TEQ/m3 yang jauh lebih sedikit daripada di China yaitu 0.5ng/TEQ/m3-1ng/TEQ/m3. Hal tersebut membuktikan, dengan pembuatan sistem dan komponen yang baik maka insinerasi tidak akan berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Pemenuhan Energi dan Remediasi Lingkungan
Insinerasi, tentu saja dapat menjadi salah satu alternatif solusi dari permasalahan lingkungan di Indonesia, terutama sampah. Dengan pembangunan insinerasi yang memadai maka sampah dapat berkurang sampai angka 100% dan akan menjadi salah satu bentuk remediasi atau pemulihan lingkungan di Indonesia. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh cerobong insinerasi sangat mungkin untuk digunakan sebagai sumber energi listrik. Mekanisme yang dilakukan sangat sederhana, panas hasil insinerasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap,  uap yang terbentuk kemudian digunakan untuk energi penggerak turbin yang dapat dikonversi menjadi energi listrik untuk masyarakat.
Negara-negara seperti Jerman, Swedia, Denmark dan Perancis telah mengembangkan sistem insinerasi untuk pemenuhan energi listrik masyarakatnya. Insinerasi terbukti mampu memenuhi kebutuhan listrik warga negaranya dan menjadi salah satu media pengelolaan sampah yang sangat baik. Di Jerman, saat ini industri insinerasi berkembang sangat pesat. Pembangunan insinerasi sangat diminati oleh para pengusaha karena menghasilkan laba yang sangat besar. Karena banyaknya pembangunan insinerator di Jerman, kini negera tersebut tidak hanya mengelola sampah dalam negerinya. Italia, Spanyol dan beberapa negara yang belum dapat mengelola sampahnya sendiri menjadi sasaran Impor sampah Jerman. Sampah hasil impor tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pemenuhan energi di Jerman. Hal tersebut seharusnya menjadi salah satu contoh yang dapat diteladani oleh Indonesia dalam melakukan pemenuhan energi sekaligus memulihkan keadaan lingkungan dari sampah. Apalagi, di ASEAN sistem insinerasi belum dikembangkan secara pesat. Jika Indonesia bisa membangun insinerasi yang memadai, maka selayaknya Jerman, Indonesia akan mampu menjadi negara pengimpor sampah setidaknya di taraf ASEAN. Kemudian memanfaatkan sampah yang telah didapatkan untuk  pemenuhan energi di Indonesia.            



Tidak ada komentar:

Posting Komentar