RANGKUMAN
KELOMPOK 11
PERENCANAAN
PENGAJARAN ILMU ILMU SOSIAL
Dosen Pengampu:
Muh. Hendri Nuryadi,S.Pd.M.Sc
Disusun oleh:
Anggi
Yoga P (K6414007)
Dina
Fitri F (K6414017)
Romi
Syahrial (K6414049
Salman
Al Afif (K6414051)
Wiwin
Winarni (K6414056)
PRODI
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2014
Perencanaan
pengajaran pada dasarnya adalah salah satu tugas profesional guru. Sejak
jabatan guru merupakan profesi dan untuk menduduki jabatan profesi itu
diperlukan pendidikan khusu dan dalam jabatan tersebut terdapat jenjang
karier,maka perencanaan pengajaran merupakan sesuatau yang tak mungkn
dihindari. Perencanaan pengajaran adalah salah satu bentuk manifestasi akuntabilitas
tersebut karena melalui perencanaan pengajara mguru dapat mempertanggung
jawabkan apa yang dilakuakannya.
Dalam
situasi pendidikan yang berlaku di Indonesia, perencanaan guru terjadi setelah
kurikulum nasional dinyatakan resmi berlaku. Guru mengembangkan perencanaannya
berdasarkan kurikulum nasional tersebut., untuk kegiatan kependidikan yang
menjadi tanggung jawab selama siswa tersebut terdaftar di unit pendidikan
dimana guru yang bersangkutan bekerja.
Pemahaman guru terhadap kuikulum belum menjamin
guru akan melaksanakan apa yang diinginkan kurikulum. Sebagai tenaga yang
memilki pandangan profesional tertentu guru mendasrkan perbuatan mendidiknya
atas pandangan,sikap,dan keyakinan mengenai apa yang terbaik untuk anak
didiknya.. jika pandangan kurikulum mengenai hal ini sesuai dengan pandangan
guru maka apa yang diharapakan kurikulum dari guru akan terlaksana.
Jika
pandangan guru berbeda dengan pandangan kurikulum dan guru tidak mau mengubah
pandanganya maka apa yang diharapkan kurikulum tidak akan terlaksana.
Dalam
perencanaan yang dibuat guru maka pandangan,sikap,keyakinan profesional itu
akan diterjemahkan dalam perencanaan yang dibuat guru. Dalam perencanaan
tersebut akan tergambar kemana siswa kan di bawa dalam proses pendidikan yang
dikembangkan guru.
Peran
penting yang dimainkan guru menyebabkan pembahasan mengenai perencanaan
pengajaran tidak mungkin dilepaskan dari pembicaran mengenai guru.
Berbagai
komponen dalam perencanaan pengajaran yang dikembangkan guru adalah sama dengan
komponen dalam kurikulum. Komponen tersebut adalah tujuan, proses belajar siswa
untuk mencapai tujuan tersebut, proses bantuan yang dirancang guru untuk
memberi kemungkinan kepada proses belajar tadi terlaksana, sumber Yng akan
digunakan siswa dan guru serta evaluasi pelajaran yang akan dilaksanakan.
A. Kurikulum
Ilmu Sosial SMA 1994
Kurikulum
SMA 1994 terdiri dari atas beberapa dokumen kurikulum. Dokumen pertama adalah
apa yang dinamakan Pedoman Umum. Prinsip dan struktur kurikulum yang dikenal
dengan buku I. Struktur kurikulum SMA 1994
yangberbeda dengan kurikulum sebelumnya adalah pengorganisasian unit
belajar dari sistem semester kembali kepada sistem catur wulan (CAWU).
Struktur
umum kurikulum 94 untuk SMA tidak berbeda denagan kurikulum 84. Pada dasarnya
kedua kurikulum ini mengenal kelompok mata pelajran yang harus diikuti oleh
semua siswa dan kelompok mata pelajaran yang hanya diikuti sekelompok siswa.
Mata
pelajaran ilmu ilimu sosial dalam kurikulum 94 termasuk dalam dua kelompok
yaitu kelompok program umum dan kelompok program ilmu ilmu sosial.
Sejarah
Budaya adalah mata pelajaran yang dimasukan dalam kelompok program pengajaran
khusus untuk program bahasa dan diajarkan baru di kelas III setelah siswa
memamsuki program tersebut. Ekonomi dan Sejarah adalah dua disiplin ilmu yang
mendapat kedudukan istimewa dalam kurikulum ini karena ia dipelajrai dari kelas
I sampai kelas III walaupun keduanyan memiliki perbedaan
Berbeda
dengan kurikulum sebelumnya,kurikum 94 tidak lagi menggunakan model teknologi
pendidikan. Kurikulum 94 tersebutsepenuhnya dikembangkan dengan model
pendekatan kurikulum dalam pendekatan ini tidak sepenuhnya menggunakan
pemikiran yang teknologis. Kenyataan yang demikian yang dimunkinkan oleh sifat
tujuan yang tidak hanya bersifat penguasaan konsep atau materi penting tetapi
juga penguasaan terhadap ketrampilan kognitif dan pengembangan sikap
Tujuan
yang mengandalkan pada penguasaaan konsep
dan kurang memperhatikan proses , mudah tergelincir pada penguasaan yang
bersifat hafalan. Jika hafalan itu berkenaan dengan sesuatu yang tidak
berkenaan dengan apa yang sudah dimilki siswa maka hafalan itu hanya akan
menjadi beban siswa karena pengetahuan yang dihafalkan itu tidak memberi arti
kepada siswa yang bersangkutan.
Model
kurikulum 94 lebih mengarah pada model tyler, terutama yang berhubungan denagn
aspek tujuan, materi kurikulum dan posisi siswa
dalam suatau proses be;lajar di dalam kelas. Kelebihan model ini adalah
pengembangan kognitif lebih tinggi bukanhafalan dan pengembangan ketrampilan
dan sikap yang mendasar.
Selain
dari apa yang sudah dikemukakan mengenai kurikulumSMA 1994 ,format garis-garis
besar program pengajaran (GBPP) kurikulum 94 juga mnegalami perubahan besar
dari apa yang dikenal dalam kurikulum 75 dan kurikulum84. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa format GBPP kurikulum 94 sesuai dengan apa yang dikenal dalam
kurikulum 68 dan 64. Matriks sudah tidak lagi digunakan dalam GBPP kurikulum
94. Secara umu dapat dikatakan bahwa GBPP berisikan:
1. Pendahuluan
yang berisi dari:
·
Pengertian
·
Fungsi
·
Tujuan(kurikulum)
·
Ruang lingkup
·
Rambu rambu
2. Program
pengajaran untuk setiap kelas yang tediri dari:
·
Tujuan kelas
·
Materi kurikulum yang dirumuskan dalam
bentuk pengalamn belajar, contohnya membahas pengertian dan batasan geografi,
menguraikan ruang lingkup dan ilmu penunjang geografi,dll
Ciri
GPBB kurikulum 94 ialah GPBB tidak menentukan atau memberi saran pada metode
yang harus digunakan guru alokasi waktu untuk setiap bahasan.
Kurikulum
94 memberi kebebasan dan penghargaan professional yang tinggi terhadap
kemampuan guru. Kurikulum 94 berangggapan bahwa sebagai tenaga professional
guru harus dapat menentukan sendiri metode yang akan digunakan, sumber yang
digunakan alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan, serta pendekatan dan alat
evaluasi yang digunakan.
Prinsip
bahwayang belajar adalah siswa dan guru membantu siswa belajar dengan beragam
ketrampilan professional yang dimilikinya. Diantara ketrampilan yang dimiliki
guru adalah kemampuan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan tertentu,
materi tertentu, suasana belajar tertentu dan kegiatan belajar siswa tertentu.
Atas
prinsip diatas maka yang harus pertama dilakukan guru adalah tujuan apa yang
akan dicapai, materi apa saja yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
Maka guru ilmu-ilmu social harus dapat memutuskan bagaimana siswa belajar
mengenai materi tersebut untuk mencapai tujuan.
Dalam
GBPP sudah disajikan garis besar mengenai apa yang akan dilakukan oleh siswa.
Didalam kurikulum ini guru bebas mengekspresikan metodenya untuk mencapai tujuan
yang telah dituliskan pada kurikulum tersebut. Selain itu guru harus pandai
membawa suasana kelas serta situasi yang ada dengan tujuan siswa dapat secara
penuh atau optimal menerima serta memahami mengenai tujuan utama atau goal
dalam setiap pembelajaran yang ada.
A. Metode
Guru
Kepercayaan yang sama
diberikan kepada guru mengenai penentuan sumber belajar dan evaluasi hasil
belajar. Guru dapat memberikan buku pelajaran yang terbaik menurutnya untuk
digunakan oleh siswanya dan kebebasan menentukan sumber disini akan banyak
memberikan banyak manfaat bagi guru karena dengan cara tersebut, guru tidak
lagi perlu terikat pada hanya satu sumber buku.
Dengan kebebasan
tersebut guru dapat dengan leluasa memberikan banyak sumber-sumber pembelajaran
untuk para muridnya, dan guru juga dapat bekerja sama dengan kantor departemen
dan pimpinan daerah dalam mengembangkan berbagai sumber yang ada. Banyak
kegiatan masyarakat yang dapat dijadikan sumber bagi pendidikan ilmu-ilmu
sosial. Masih banyak daerah-daerah dimana komunikasi menjadi salah satu masalah
besar (walaupun kita sudah berada dalam abad globalisasi), dengan membantu
masalah tersebut siswa berkesempatan melihat lebih dekat masalah sosial di
sekitarnya secara lebih baik.
Melalui cara tersebut
sekolah akan memiliki berbagai informasi mengenai masyarakat dan berbagai
alternatif pemecahan masalah untuk masyarakat. Produk kegiatan masyarakat yang
lain dan dapat digunakan sebagai sumber untuk pendidikan ilmu-ilmu sosial
adalah berbagai hasil cetak tulis maupun elektronik.
Sumber belajar
merupakan barang yang sukar diperoleh bagi sekolah yang berada di lingkungan
terpencil atau yang sebagian besar siswanya berasal dari orang tua yang kurang
mampu. Pengalaman menunjukan bahwa sekolah yang demikian keadaanya akan menjadi
semakin buruk karena mereka mencoba menutup dirinya dari dunia luar. Dengan
sikap yang tertutup seperti itu sekolah tidak mendapat perhatian dan bantuan dari
lembaga-lembaga pendidikan.
B. Faktor
Guru
Sebagai
tenaga professional, guru merupakan pemegang kendali utama dalam proses
pendidikan yang terjadi di suatu unit pendidikan atau bahkan di suatu kelas
tertentu. Pada diri guru bergabung unsure-unsur kemampuan teknis profesi dengan
unsur-unsur profesi yang bukan teknis.Keduanya itu akan menentukan unjuk kerja
profesi guru yang bersangkutan.
Guru mempunyai banyak
pandangan tentang kemampuan siswa dalam belajar ilmu-ilmu sosial yang merupakan
faktor professional non teknis yang penting, dan pandangan tersebut juga
mempengaruhi keberhasilan pengajaran ilmu-ilmu sosial disekolah. Jika guru ilmu
sosial beranggapan bahwa siswa yang belajar ilmu-ilmu sosial adalah siswa
“buangan” maka guru akan banyak merasakan banyak masalah dalam pengajaran dan
melihat siswa sebagai orang tidak mempunyai skill/kemampuan apa-apa dalam
bidang tersebut. Dengan adanya pandangan seperti itu guru tidak akan berupaya
mengeluarkan seluruh kemampuan dan harapanyaagar siswa dapat berhasil dalam
belajar.
Faktor non teknis yang juga
banyak berpengaruh terhadap prestasi kerja guru adalah keyakinan diri guru
tersebut. Guru yang yakin akan kemampuannya akan menjadi lebih baik dalam
menjalankan tugasnya.
Kreativitas guru juga
termasuk faktor
non tekis lainnya. Kreativitas guru adalah komponen mencari ilmu dalam fungsi
yang sangat tinggi dan oleh karenanya tidak mungkin suatu profesi dapat dikembangkan dengan baik
jika pemegang profesi itu tidak memiliki kreativitas. Kreativitas yang
dimilikinya akan memberikan kesempatan dan kepuasan professional bagi dirinya
sebagai guru dan siswa yan belajar ilmu social dari dirinya.
Aspek non teknis lain yang
tak kurang pentingnya adalah kecintaan
guru akan disiplin ilmu yang diajarkannya. Dengan demikian, siswa
akan dapat menyerap ilmu secara keseluruhan karena keikhlasan penyampaian
pembelajaran oleh sang guru.
Selanjutnya, aspek profesional yang bersifat
non teknis, adalah aspek yangsukar dikembangkan karena ia berhubungan erat
dengan masalah kepribadian guru. Jika
aspek ini tidak/belum berkembang sebagaimana seharusnya ketika calon guru tadi
masih dalam pendidikan. Hal itu tidak berarti bahwa ia tidak dapat dikembangkan
sama sekali, apa yang sudah dialami selama masa pendidikan akan menjadi bekal
untuk pengembangan selanjutnya.
C.Perencanaan
Guru
Perencanaan
Guru adalah gambaran mengenai tanggungjawab profesional guru dan oleh karenanya
merupakan salah satu kewajiban profesional guru. Karena perencanaan sebagai
awal melangkah di dalam dunia pembelajaran,
untuk menentukan ke arah depan yang baik atau buruk. Maka dari itu,
perencanaan sangat dibutuhkan.
Meskipun
demikian, keterkaitan guru dengan model pengembangan perencanaan tidaklah
merupakan sesuatu yang perlu diabaikan. Guru dapat saja mengembangkan model
perencanaan yang diyakininya baik tetapi dapat pula mengikuti model perencanaan
yang dianjurkan oleh kurikulum.
Prinsip-prinsip menentukan cara
belajar siswa adalah :
a) cara
belajar ditentukan untuk mempelajari suatu materi harus sesuai dengan cara
belajar yang telah ditentukan kurikulum mengenai pokok bahasan.
b) Cara
belajar yang memerlukan waktu yang lebih sedikit dengan hasil yang sama
haruslah dipilih sebagai cara belajar terbaik dibandingkan cara belajar lain
yang memerlukan waktu lebih lama.
c) Cara
belajar yang dipilih haruslah efektif dan ekonomis.
Jika cara belajar sudah ditentukan
maka langkah berikutnya adalah menentukan metode mengajar. Metode mengajar
adalah sesuatu yang digunakan guru untuk memberi kesempatan kepada siswa
belajar seperti yang dirancang.
Pendekatan ini memang beda dengan
yang sebelumnya.dalam metode sebelumnya guru menentukan metode atau kurikulum
sekarang, guru harus benar-benar merencanakan metode mengajar yang akan
digunakan dan bertanggung jawab atas cara siswa belajar.
Prinsip menentukan metode mengajar :
a. Semakin
kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa
semakin baik.
b. Semakin
sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa dalam belajar
semakin baik.
c. Metode
yang baik adalah yang sesuai dengan cara belajar yang akan dilakukan siswa.
d. Metode
yang baik adalah yang dapat dilakukan guru dengan baik.
e. Tidak
ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan
proses belajar.
Perencanaan berikutnya adalah
menentukan alokasi waktu. Guru harus dapat menghitung berdasarkan proses
belajar yang akan dilakukan siswa, materi pelajaran yang akan dipelajari,
jumlah siswa dikelas, peralatan dan sumber belajar yang ada.
Prinsip-prinsip untuk menetapkan
waktu uang diperlukan untuk mempelajari suatu pokok bahasan :
a. Tujuan
kompleks menghendaki cara belajar yang memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
cara belajar yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan yang rendah.
b. Proses
belajar yang menuntut siswa lebih banyak bekerja menuntut waktu yang lebih
banyak dibandingkan proses belajar dimana aktivitas gurr lebih utama.
c. Kemampuan
siswa yang rendah menuntut waktu belajar yang lebih lama dibandingkan ddengan
kelompok siswa dengan kemampuan tinggi.
d. Semakin
kompleks materi yang dipelajari semakin banyak waKTU yang diperlukan.
e. Waktu
belajar dimana kondisi fisik tidak baik meminta jam belajar lebih lama untuk
tujuan materi dan proses belajar yang sama dibandingkan dengan waktu belajar saaat
kondisi baik.
f. Siswa
yang memiliki perhatian tinggi nmemerlukan waktu yang pendek dibandingkan siswa
yang kurang memiliki perhatian terhadap materi.
Hal lainnya adalah penentuan sumber.
Guru-guru ilmu social berupaya mengajak siswa berkenalan dengan ilmu social
yang akan berupaya dengan sekuat tenaga untuk memberikan kesempatan kepada
siswa memiliki pengalaman belajar berhubungan langsung dengan sumber belajar
pertama dan tidak jauh dari sumbernya.
Evaluasi mengenai hasil belajar
digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan dan pencapaian tujuan yang
sudah dilakukan siswa. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar yang
berhubungan dengan berbagai aspek yang ingin dicapai kurikulum. Oleh karena itu
berhubungan dengan berbagai aspek kognitif dan kepribadian siswa.
Tujuan kelas dan tujuan catur wulan
dapat dijadikan patokan untuk menentukan hasil belajar yang akan dievaluasi.
Selain itu digunakan untuk tujuan yang telah dirumuskan guru untuk setiap
topic. Evaluasi lainnya yaitu guru diharapkan dapat melakukan evaluasi sehingga
upaya-upaya perbaikan dapat digunakan untuk pengembangan proses belajar
berikutnya.
Setelah guru siap dengan perencanaan
cawu maka guru diminta untuk mengembangkan rencana pengajaran atau satuan
pengajaran. Komponen yang harus dikembangkan sama dengan yang dikembangkan
dalam perencanaan cawu.
Perbedaan paling utama adalah
rencana pelajaran berhubungan dengan suatu topic tertentu yang akan diajarkan
dalam satu cawu tertentu. Dalam kurikulum terdapat tujuan kurikuler tujuan
kelas dan tujuan untuk setiap pokok bahasan.
Tujuan yang akan dikembangkan guru
dinamakan tujuan pengajaran khusus(TPK). Persyaratan untuk TPK tidak jauh beda
dari persyaratan dalam pengembangan tujuan instruksional khusus, yaitu:
a) Bersesuaian
dengan tujuan atasnya.
b) Harus
khusus sehingga tidak mengundang berbagai tafsiran.
c) Dirumuskan
dalam kata kerja yang menggambarkan kualityas yang ingin dicapai.
d) Berisikan
materi yang akan dikaji
e) Dapat
dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar