Pernyataan
|
Sumber
|
Kutipan
:
“Multikulturalisme
normatif, yakni suatu sokongan positif, bahkan perayaan atas keragaman
komunal, yang secara tipikal didasarkan entah atas hak dari kelompok-kelompok
yang berbeda untuk dihargai dan diakui, atau atas keuntungan-keuntungan yang
bisa diperoleh lewat tatanan masyarakat yang lebih luas keragaman moral dan kulturalnya” (
Heywood,2007:313)
Komentar
:
berdasar kutipan tersebut saya berasumsi
bahwa multikulturalisme normatif melibatkan kebijakan sadar, terarah, dan
terencana dari pemerintah dan elemen masyarakat untuk mewujudkan
multikulturalisme. Sampai saat ini pemerintah dan masyarakat Indonesia belum
menemukan secara normatif model multikulturalisme macam apa yang harus di
terapakan di negeri ini. Selain membutuhkan kajian-kajian antropologis yang
lebih mendalam, tampaknya juga diperlukan kajian filosofis terhadap
multikulturalisme itu sendiri sebagai sebuah ideologi. Lahirnya paham
multikulturalisme berlatar belakang akan pengakuan terhadap kemajemukan
budaya, yang menjadi realitas sehari hari, termasuk Indonesia. Oleh karena
itu, multikulturalisme harus disadari sebagai ideologi, menjadi alat atau wahana
meningkatkan penghargaan dan kesetaraan manusia
|
Heywood, Andrew. 2007. Political Ideologies (4thEdition).
Palgrave: McMillan.
|
Kutipan
:
“Multikulturalisme
lahir dari benih-benih konsep yang sama dengan demokrasi, supremasi hukum,
hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip etika dan moral egaliter
sosial-politik” (Fay, 1996; Rex, 1985 dalam Suparlan, 2002)
Komentar
:
Konsep multikulturalisme tidaklah sama
dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaansuku-bangsa
yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan
keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Pembahasan mengenai
multikulturalisme mau tidak mau akan mengulas juga berbagai permasalahan yang
mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan
hukum, kesempatan kerja dan berusaha,HAM, hak budaya komunitas. Saya berikan
contoh, bahwa politik di negeri ini adalah politik rasis. Ahok yang notabene
keturunan etnis China selalu digoyang kursi kepemerintahannya. Ada berbagai alsan
untuk menggulingkan Ahok apalagi ahok adalah seorang non muslim juga yang
memimpin sebuahProvinsi yang mayoritas Islam. Permasalahn-permasalahan yang
berkaitan dengan suku,ras,etnis,agama,kelas sosial, atau karakteristik
lainnya selalu menjadi faktor kegagalan multikulturalisme. Orang yang bukan
dari golongan yang sama dianggap tidak mewakili mereka. Politik semacam ini
bertolak belakang dari pemahaman yang keliru tentang budaya dan identitas
kolektif. Seolah olah kebudayaan atau identitas kolektif merupakan sebuah
subtansi statis. Mengkotakan seseorang pada identitas kolektif yang baku
sesungguhnya sebuah proses pemiskinan terhadap kepribadian manusia yang kaya
|
Suparlan, Parsudi. 2002. Menuju Masyarakat Indonesia yang
Multikultural. Keynote Address
Simposium III Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA,
Universitas Udayana, Denpasar,
Bali, 16–19 Juli 2002.
|
Kutipan
:
“Pendidikan
multikultural sebagai suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi
pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunujkan
kelemahan-kelemahan kegagalan kegagalan dan diskriminasi yang terjadi di
dunia pendidikan” (Zamroni,2011:144).
Komentar
:
Sebagai suatu gerakan transformasi tau
perubahan, pendidikan multikultural adalah gerakan politik yang bertujuan
menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar
belakang yang ada. Pendidikan multikultural mengandung dua dimensi
pembelajaran dan kelembagaan dan anrata keduannya tidak dapat dipisahkan,
tetapi justru harus ditangani lewat reformasi.pendidikan multikultural
menekankan reformasi pendidikan yaang dicapai lewat anilisis kritis yakni,
menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh kesempatan gvuna mencapai
prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ats sistem kekuasaan
dan previleges dalam hal ini pemerintah melalui Kemendtrian Pendidikan untuk
dapat bmelakukan reformasi
|
Zamroni,2011.Pendidikan Demokrasi pada
Masyarakat Multikultural. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
|
Kutipan
:
“Sebenarnya,Indonesia
memberikan perhatian yang baik untuk pendidikan multi etnis yang telah
platform bersama dalam merancang sebuah tipe pembelajaran berdasarkan Bhineka
Tunggal Ika” (Azra,2003:19)
Komentar
:
Ungkapan Bhineka Tunggal Ika sendiri
mewngisyaratkan suatu kemauan yang kuat untuk mengakui perbedaan sekaligus
memelihara kesatuan atas dasar pemeliharaan keragaman, bukan dengan
menhapuskan atau mengingkarinya. Hal yang keliru jika pendidikan
multikultural harus dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah. Sebaliknya,
pendidikan multikultural diperlakukan sebagai pendekatan untuk memajukan
pendidikan secara menyeluruh. Pendidikan multikultural juga dapat
diberlakukan sebagai alat bantu untuk menjadikan masyarakat lebih memiliki
jiwa toleran, dan kesetaraan dalam hidup bermasyarakat,serta senantiasa
berpendirian suatu masyarakat secara keseluruhan akan lebih baik manakala
setiap warga masyarakat memberikan kontribusinya sesuai dengan kemampuan.
|
Azra,Azyumardi.2003.”Pendidikan Multikultural:Membangun Kembali Indonesia Yang Tunggal
Ika” dalam Tsaqofah, Vol I, No 2
|
Kutipan
:
“Pendidikan
multikultural dapat dilihat dari 3 aspek : konsep, gerakan, dan proses” (James
A Bank.1989:2-3)
Komentar
:
Dari kutipan diatas terdapat 3 aspek
yang dapat dijabarakan :dari aspek konsep, pendidikan multikultural di pahami
sebagi ide yang memandang semua siswa tanpa memperhatikan gender,kelas
sosial, suku, ras, agama, etnik, atau karakteristiknya masing-masing untuk
dapat memiliki kesempatan yang sama dalam belajar di dalam kelas. Dari aspek
gerakannya, pendidikan multikultural di pahami sebagai usaha untuk mengubah
sekolah-sekolah dan institusi pendidikan sehingga semua siswa dari berbagai
etnis,ras, suku, dan karaktistik lainnya bisa mendapotakan kesempatan yang
sama untuk belajar. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sebatas kurikulum,
strategi, metode, manajemen pembelajaran, dan lingkungan sekolah. Dari aspek
proses, pendidikan multikultural dapat dipahami sebagai proses untuk mencapai
tujuan agar pendidikan dapat di capai oleh semua siswa.
|
Bank, James A (ed). 1989. Multicultural Education : Issues and
Perspectives. Boston-London: Allyn and Bacon Press
|
ada potensi mengagumkan dalam diri setiap insan manusia. percayalah pada kekuatan dan masa muda anda. belajarlah untuk tanpa henti berulang- ulang mengatakan kepada diri sendiri " itu semua tergantung padaku"
Kamis, 20 Oktober 2016
Pengertian Multikulturalisme
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar